Jajang Badruzaman, Sekretaris Pimpinan Komisariat IMM UIN SGD Bandung 2007-2008
BANDUNGMU.COM – Mahasiswa merupakan ujung tombak perjuangan rakyat di setiap negara. Mereka adalah agen non-resmi penyalur aspirasi rakyat yang bebas dari kooptasi politik kepartaian. Demikian kesan tentang mahasiswa yang tergambar dalam benak orang tua tempo dulu. Sehingga posisi mahasiswa senantiasa menempati tempat yang ajeg di hati rakyat.
Posisi mahasiswa seperti di atas hendaknya kita sadari tidak hanya sebagai apologi kejayaan masa lampau, tetapi sebagai tanggungjawab moral kita bersama sebagai penerus generasi terdahulu. Perjuangan kita tidak akan pernah usai hanya dengan bergulirnya pemimpin suatu negara atau terjungkalnya satu rezim.
Rakyat masih memerlukan kerja keras kita. Tugas utama mahasiswa sebagai agen perubahan sosial (agent social of change) harus konsisten dijalankan. Karena kelengahan kita (baca: pembacaan tidak kritis) terhadap permasalahan aktual yang muncul di masyarakat akan berdampak buruk bagi rakyat secara umum. Terutama menyangkut kebijakan-kebijakan pemerintah yang akan diterapkan dengan berbungkus tujuan menyejahterakan rakyat.
Posisi Kita
Posisi mahasiswa saat ini mulai memasuki remang-remang malam yang tak jelas. Tertutupi gelap dan kabut. Padahal posisi gerakan mahasiswa sejak dulu sebagai pengayom masyarakat dan pelaku kontrol terhadap pemerintah sudah dijadikan prasasti dalam jiwa kita.
Saat ini kita lebih banyak tertutupi gelap kehidupan glamor dan urusan vocational (dunia kerja). Sehingga daya baca kita terhadap permasalahan kemasyarakatan melemah. Dan berbuntut sikap acuh tak acuh pada nasib rakyat sebagai akar kita.
Bahkan ada diantara kita yang terjebak dalam kepentingan politik partai. Organisasi mahasiswa menjadi antek-antek (underbond) partai. Menjual idealisme kemahasiswaan demi kepentingan pribadi dan partai. Posisi yang semakin buram dan tak acuh (baca: pengkhianatan) terhadap tanggungjawab sebagai mahasiswa.
Reorientasi
Kondisi objektif mahasiswa seperti sekarang ini, hendakanya menjadi perhatian kita. Menurut saya reorientasi gerakan mahasiswa harus dikukuhkan kembali. Salahsatu langkah fundamental yang harus kita tempuh adalah peningkatan sumber daya mahasiswa dan jiwa militansi selaku mahasiswa dalam kegiatan kaderisasi. Inilah pangkal permasalahan.
Buruknya pola kaderisasi atau ketidakpedulian pada kaderisasi merupakan langkah bunuh diri terhadap organisasi atau pergerakan mahasiswa. Dengan kata lain, kaderisasi adalah esensi sebuah organisasi. Maka dari sanalah kita harus mulai melakukan perbaikan. Sebuah perbaikan menuju pergerakan yang tidak pernah selesai. Never ending movement.