BANDUNGMU.COM — Ciri orang Muhammadiyah sebagaimana yang diwariskan oleh Ahmad Dahlan ialah tatkala membaca dan memahami ayat-ayat Al Quran tidak hanya sampai di tenggorokan dan kepala. Namun, sampai juga pada hati dan tindakan atau membumikan ayat-ayat Al-Quran.
Demikian disampaikan oleh Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sularno, dalam acara Gerakan Subuh Mengaji yang digelar Pimpinan Wilayah Aisyiyah Jawa Barat, Rabu (09/03/2022) lalu.
Belajar dari gaya Ahmad Dahlan dalam memahami Al-Quran, kata Sularno, sudah selayaknya warga Muhammadiyah tidak boleh merasa cukup hanya dengan hafalan Al-Quran.
Sebagaimana cerita yang sudah umum diketahui, hanya dengan memahami dan implementasi Surah Al-Ma’un, Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang memiliki berbagai pelayanan yang diperuntukkan bagi anak yatim, fakir miskin, dan kaum duafa–mustadh’afin.
Bahkan, kata Sularno, terkait dengan peran sosial kemasyarakatan di awal masa pendiriannya, Muhammadiyah tampil sebagai wujud “negara” sebelum terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Muhammadiyah mengayomi dan sebagai Penolong Kesengsaraan Umum masyarakat atau bumiputera waktu itu.
Tidak hanya sampai di situ, sampai sekarang pun setelah NKRI terbentuk, Muhammadiyah tetap berperan sebagai Penolong Kesengsaraan Umum.
“Paham betul kita kalau itu adalah tugasnya negara, maka Muhammadiyah ini sebenarnya memang mengganti negara karena memang dulu Indonesia belum ada,” tuturnya.
Sularno mengaku bersyukur bahwa sejak 1912 Muhammadiyah tidak pernah absen menjadi Penolong Kesengsaraan Umum dan membantu pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah sosial kemasyarakat di Indonesia.***