UMBandung
Opini

Pengetahuan Tanpa Akhlak Merusak Peradaban

×

Pengetahuan Tanpa Akhlak Merusak Peradaban

Sebarkan artikel ini
Dokumentasi muhammadiyah.or.id.

Oleh: Syafiq A Mughni (Ketua PP Muhammadiyah)

BANDUNGMU.COM — Islam menuntun manusia untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Ini harus kita yakini dan tidak boleh alang kepalang. Kalau Islam dipahami secara bernalar, maka sudah menjadi bagian sebagian kemajuan masyarakat.

Kalau kita laksanakan Islam secara sungguh-sungguh, pasti akan menghasilkan kemajuan masyarakat. Karena sejatinya Islam itu sebagai agama pendorong bagi kehidupan masyarakat dan umat manusia.

Sementara itu, andaikata Islam tidak dihayati dengan benar dan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya, maka yang terjadi adalah kemunduran. Dalam Al-Quran dan As-Sunnah, ada dorongan sangat kuat supaya manusia bekerja keras mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun, tidak cukup hanya mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi harus mengembangkan akhlak (perilaku).

Baca Juga:  Tiga Kekuatan Muhammadiyah

Di situlah kunci kemajuan. Sekarang kita lihat pengetahuan sudah sangat maju di bidang apa saja. Namun, karena akhlaknya tidak ada, ilmu itu tidak berguna, bahkan digunakan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara menghancurkan atau mengabaikan kepentingan masyarakat banyak. Sebab, akhlak itu memiliki peranan yang sangat esensial dalam kehidupan.

Dalam konteks ini, seorang penyair dari Mesir Ahmad Syauqi Beik pernah mengatakan, innama al-al-umamu al-akhlaqu ma baqiyat, fa in humu dzahabat akhlaquhum dzahabu. Artinya, jatuh bangunnya suatu bangsa disebabkan oleh akhlaknya. Jika runtuh akhlaknya, hancur pula bangsa itu.

Baca Juga:  Cerdas Mengelola Dana Jamaah Masjid

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa orang yang maju pengetahuannya belum tentu akhlaknya baik. Ilmunya tinggi, tetapi tidak ada akhlak, justru masyarakat menjadi hancur lebur.

Ada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara religius. Namun, realitasnya masyarakatnya justru sangat sedikit yang memiliki akhlak mulia seperti kejujuran. Sementara itu, untuk negara Skandinavia yang dikenal cenderung kurang beragama, tetapi di balik itu justru masyarakatnya memiliki akhlak yang jujur.

Ini berarti ada sesuatu yang salah. Mungkin karena kita salah memahami ajaran agama atau mungkin kita tidak serius di dalam melaksanakan menjalani ajaran-ajaran Islam itu. Oleh karena itu, sekarang kita tegaskan bahwa kita ingin kembali kepada Islam yang membawa semangat kemajuan itu. Maka, kita harus berpegang pada akhlak, lebih-lebih akhlak al-karimah.

Baca Juga:  Cara Menyantuni Anak Yatim

Kita harus terus berupaya memperkuat fondasi pengetahuan dan akhlak kita. Kita harus menjadi teladan dalam akhlak al-karimah, menjaga kesatuan umat, dan mendorong kemajuan melalui ilmu pengetahuan dan inovasi. Hanya dengan cara ini kita dapat mewujudkan masyarakat yang beradab dan maju sesuai dengan nilai-nilai Islam yang sejati.****

____

Sumber: SM edisi 15/1-15/08/2024

Editor: FA

PMB UM Bandung