UMBandung
News

Tak Perlu Khawatir, Kini Jabar Hadirkan Fitur Isolasi Mandiri di Pikobar

×

Tak Perlu Khawatir, Kini Jabar Hadirkan Fitur Isolasi Mandiri di Pikobar

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM – Lonjakan kasus Covid-19 membuat kapasitas rumah sakit di Jawa Barat menjadi sangat terbatas, sedangkan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit diprioritaskan untuk kasus dengan gejala berat sampai kritis. Sementara pasien Covid-19 tanpa gejala atau bergejala ringan dapat menjalani isolasi mandiri (isoman) dengan tetap memperhatikan kondisi kesehatan.

Guna mendukung manajemen perawatan pasien Covid-19 yang menjalani isoman, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa  Barat meluncurkan fitur Isolasi Mandiri dalam portal Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar).

Gubernur Jawa Barat Mochamad Ridwan Kamil mengatakan, fitur Isolasi Mandiri digagas untuk memudahkan masyarakat Jawa  Barat yang menjalani isoman dalam mengakses layanan telekonsultasi serta pengajuan paket obat dan multivitamin.

“Selama ini kami melihat tekanan luar biasa pada rumah sakit. Padahal tidak semuanya sebenarnya perlu dirawat di rumah sakit, hanya sekian persen sebenarnya bisa dirawat di luar rumah sakit atau menjalani isoman,” kata Ridwan Kamil, seperti dikutip dari laman resmi Provinsi Jawa Barat, Selasa 6 Juli 2021.

Baca Juga:  Layanan Lazismu dan Baznas Jangkau Kawasan Terpencil Maluku

Ridwan Kamil berharap layanan telekonsultasi yang dihadirkan pada Fitur Pikobar Isolasi Mandiri dapat menjadi upaya bersama dalam mengurangi beban fasilitas kesehatan dan rumah sakit di Jawa  Barat. Apalagi tingkat keterisian tempat tidur RS di Jabar per Minggu (04/07/2021) mencapai 91,05 persen.

“Yang menjalani isoman jumlahnya cukup banyak dan saya menerima komplain dari warga yang kebingungan harus berkonsultasi ke siapa. Lalu, mereka juga kebingungan mendapatkan obat-obatan dan suplemen,” ucapnya.

Menurut Ridwan Kamil, masalah di luar rumah sakit ini menjadi latar belakang dan inisiatif Pemda Provinsi Jawa Barat membuka konsultasi dokter secara online melalui Pikobar dan memberi obat serta suplemen gratis sesuai prosedur kepada mereka yang isoman,” imbuhnya.

“Melalui fitur Isoman, warga Jabar bisa mendapatkan informasi praktikal selama menjalankan isolasi mandiri yang meliputi: panduan isoman di rumah, prosedur pemantauan kontak erat, kriteria selesai isoman, serta pengajuan layanan telekonsultasi dan obat-obatan dengan mengunjungi portal Pikobar di https://pikobar.jabarprov.go.id/,” jelasnya.

Baca Juga:  Komitmen Kemanusiaan: Lazismu Distribusikan Air Bersih Kepada Masyarakat Gaza Palestina

Ridwan Kamil menjelaskan bahwa Pemda Provinsi Jawa Barat melakukan refocusing anggaran pembangunan 11 proyek infrastruktur sebesar Rp140 miliar untuk penanganan Covid-19. Anggaran sebesar Rp140 miliar tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan suplemen bagi pasien Covid-19 yang menjalani isoman.

“Kami menunda dan membatalkan 11 proyek infrastruktur untuk kepentingan penanganan covid, khususnya penyediaan obat dan vitamin bagi warga yang isoman. Sehingga, banyak yang bisa sembuh dan penularan dapat dikendalikan,” jelasnya.

Ridwan Kamil pun berharap, perusahaan farmasi bisa secepatnya memasok obat-obatan yang sudah dipesan ke gudang Pemda Provinsi Jawa Barat. Bagi pesanan obat yang sudah masuk lewat aplikasi, untuk langsung dikirim ke rumah masing-masing pasien Covid-19 yang menjalani isoman.

Baca Juga:  IMM Bandung Timur Rekomendasikan Sidiq Rahmat Munawir Maju dalam Musyda IMM Jawa Barat

“Saya berharap obat-obatan bisa masuk secepatnya ke gudang Pemprov Jabar. Setelah itu, sesuai pesanan yang ada di Aplikasi bisa dikirim sampai ke rumahnya,” imbuhnya.

Ridwan Kamil mengaku, selain meluncurkan fitur Isoman, Pemda Provinsi Jawa Barat juga sudah melakukan berbagai upaya untuk menekan beban rumah sakit. Mulai dari menyiapkan ruang isolasi terpusat di desa sampai menyediakan pusat pemulihan bagi pasien Covid-19 yang akan sembuh setelah mendapatkan perawatan dan penanganan di rumah sakit.

“Kita melakukan beberapa strategi, pertama kita manfaatkan 5.000 ruang isolasi di desa-desa agar mencegah kasus yang gejala ringan untuk ke rumah sakit. Kedua kita sudah punya strategi yang namanya pusat pemulihan, yaitu memindahkan pasien yang mau sembuh supaya tidak menunggu 100 persen sembuh di rumah sakit. 20 persen bisa digeser ke hotel atau apartemen yang kita sebut dengan pusat pemulihan,” tambahnya.

PMB UM Bandung