BANDUNGMU.COM — The Royal Islamic Strategic Studies Centre kembali menerbitkan 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia tahun 2022.
Indeks ini merupakan hasil survei tahunan untuk mengukur serta menunjukkan pengaruh yang dimiliki oleh sejumlah Muslim dalam komunitas masyarakat di dunia melalui berbagai bidang seperti budaya, pemikiran dan ideologi, politik, ataupun ekonomi.
Dari 500 tokoh Muslim, tiga nama dari kader Muhammadiyah masuk dalam daftar yang disusun lembaga riset independen berbasis yang di Yordania ini, di antaranya: Din Syamsuddin masuk dalam kategori Honourable Mention, Haedar Nashir terpilih dalam kategori Administration of Religious Affairs, dan Ahmad Syafii Maarif terdaftar dalam rumpun Scholary.
Din Syamsuddin
Din Syamsuddin menjabat sebagai ketua umum (2005-2015) dari organisasi Islam modernis terbesar di Indonesia, Muhammadiyah. Beliau juga pernah menjabat sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia dan saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Pertimbangan.
Ia adalah anggota Group of Strategic Vision Russia – Islamic World, Ketua World Peace Forum and President of the Inter Religious Council – Indonesia. Dia baru-baru ini terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun lagi sebagai President of the Asian Conference of Religions for Peace (ACRP). Syamsuddin masih sangat aktif dalam dialog antaragama dan antarbudaya dan ditunjuk sebagai Utusan Khusus Kerukunan Umat Beragama oleh Presiden Widodo.
Haedar Nashir
Haedar Nashir terpilih sebagai Ketua Gerakan Muhammadiyah pada 2015. Sebelumnya ia menjabat berbagai peran lain di organisasi yang memiliki sekitar 30 juta anggota. Gerakan Muhammadiyah memfokuskan diri untuk memajukan cita-cita moral dan spiritual melalui berbagai kegiatan sosial. Ini sangat menentang sinkretisme, tetapi mempromosikan hubungan antaragama.
Ahmad Syafii Maarif
Ahmad Syafii Maarif adalah salah satu cendekiawan paling terkenal di Indonesia yang komentar politiknya secara teratur menarik perhatian yang signifikan. Mantan presiden organisasi Muhammadiyah (1998-2005) ini aktif terlibat dalam gerakan lintas agama dan perdamaian, baik di dalam maupun di luar negeri, terutama melalui Institut Kebudayaan dan Kemanusiaan Maarif miliknya.
Pada 2008 ia dianugerahi Magsaysay Award yang bergengsi karena membimbing umat Islam untuk merangkul toleransi dan pluralisme. Dia juga diakui atas perannya dalam mempromosikan dialog antaragama dan kerukunan umat beragama di Habibie Awards. Maarif juga seorang Guru Besar Sejarah di Universitas Nasional Yogyakarta dan seorang penulis serta kolumnis yang produktif.
Beberapa tokoh nasional lain yang mendapatkan penghargaan 500 tokoh Muslim paling berpengaruh ada Presiden RI Joko Widodo, Ra’is ‘Aam Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an-Nahdiyah (JATMAN) Habib Luthfi bin Yahya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Ketua Umum PB NU Said Aqil Sirajd, Ketua Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Partai PDIP Megawati Soekarno Putri, dan lain-lain.***(Muhammadiyah.or.id)