UMBandung
News

Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

×

Mengenal Omicron, Varian Baru Covid-19 yang Perlu Diwaspadai

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi virus (Foto: Freepik)

BANDUNGMU.COM — Covid-19 belum usai dan kini dunia telah digegerkan lagi dengan varian baru virus corona yang dinamakan Omicron. Dalam beberapa hari terakhir, puluhan negara kembali memperketat aturan pembatasan Covid-19 seperti syarat kedatanga pendatang asing hingga lockdown nasional akibat varian Omicron.

Varian corona yang pertama kali terdeteksi di Afrika itu diduga sejumlah ahli lebih menular dari varian Covid-19 lainnya. Hal itu memicu kekhawatiran terkait efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada saat ini tak begitu mempan membasmi varian Omicron.

Berikut fakta-fakta yang sejauh ini diketahui para ahli soal Omicron atau varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529.

Asal Omicron

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan varian Omicron pertama kali teridentifikasi di Afrika Selatan pada 9 November lalu. WHO memasukan Omicron dalam daftar Variant of Concern (VOC).

Baca Juga:  FDK UIN Bandung Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Pembimbing Haji dan Umrah

Variant of Concern merupakan varian yang menjadi perhatian karena memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, terapi serta vaksin yang ada.

Omicron bergabung dengan beberapa varian lain yang lebih dulu masuk kategori Varian of Concern WHO yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Saat ini, kasus Covid-19 varian Omicron di Afrika Selatan meningkat di hampir setiap provinsi di negara itu. Kini, varian dengan nomor ilmiah B.1.1.529 itu telah menyebar ke setidaknya delapan negara mulai dari Inggris, Jerman, Belgia, hingga Hong Kong.

Pusat pencegahan dan Pengadilan Penyakit Eropa mengatakan varian Omicron berpotensi lolos kekebalan vaksin dan lebih cepat menular dibandingkan varian Delta.

“Ada risiko tinggi hingga sangat tinggi yang akan menyebar di Eropa,” kata lembaga tersebut.

Baca Juga:  Nasyiatul Aisyiyah Terus Matangkan Persiapan Muktamar

Para ahli pun telah merekomendasikan agar WHO menetapkan varian tersebut sebagai perhatian berdasarkan sejumlah besar mutasi varian, kemungkinan peningkatan risiko infeksi ulang, dan bukti lainnya.

Tingkat keganasan

Hingga kini, para ilmuwan masih terus melakukan penelitian dan belum bisa menjelaskan dengan detail apakah varian ini lebih menular dan mampu mengurangi efikasi vaksin Covid-19 yang sudah ada.

Salah satu yang memicu kekhawatiran para ahli adalah varian Omicron memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi, melebihi 30 sel kunci protein spike.

Jumlah mutasi itu tidak biasa jika dibandingkan dengan varian Covid-19 lainnya selama ini. Para ilmuwan khawatir tingginya jumlah mutasi Omicron dapat membuat varian Covid-19 ini lebih mudah menular dan mengurangi kekebalan imun.

Baca Juga:  Peran Muhammadiyah Dalam Menguji Calon Pemimpin Indonesia

Para ilmuwan berulang kali menegaskan bahwa mutasi dan varian virus corona akan terus bermunculan. Varian Omicron menjadi salah satu yang menurut para ahli perlu diwaspadai dunia.

“Kita telah melihat berbagai varian Covid-19 bermunculan setiap lima sampai enam bulan, dan sebagian besar dari mereka tidak banyak jumlahnya. Tapi ini (Omicron) berbeda. Perilakunya berbeda, seperti jauh lebih menular daripada varian Delta,” kata Dekan Sekolah Kesehatan Publik Brown University, Dr Ashish Jha.

Manufaktur vaksin seperti Moderna dan Pfizer/BioNTech pun segera melakukan penelitian terhadap dampak Omicron terhadap efikasi vaksin buatan mereka.

Sejumlah ahli memaparkan jika vaksin Covid-19 yang sudah ada tidak cukup efektif melawan Omicron, satu-satunya solusi yang memungkinkan sementara adalah memberikan dosis vaksin booster kepada masyarakat.***(CNN Indonesia)

Seedbacklink