BANDUNGMU.COM – Mengiringi perjalanan tumbuh kembang Kota Kembang. Hotel Savoy Homann, memang, merupakan hotel paling bersejarah. Bukan hanya bagi Kota Bandung, tapi barangkali bagi separuh dunia. Di hotel yang semula berbilik bambu beratap rumbia inilah, sejumlah kepala negara, sejumlah tokoh dunia menginap bersama.
Pada 1871, Savoy Homann dibangun. Teramat bersahaja. Bangunannya berdiri dengan konstruksi kayu dan bambu. Biliknya gedek bambu dan beratap rumbia. Pertama kali ditempati oleh seorang imigran dari Jerman bernama Adolf Homann. Homann datang ke kota berjuluk Bandung Exelcior ini pada tahun 1870.
Penginapan sederhana yang ditempati Adolf Homann ini terletak di Grote Postweg, di seberang sebelah barat Herberg. Perubahan konstruksi bangunan dilakukan pada tahun 1876, dinding bambu diganti dengan papan kayu. Pendek kata, saat itu bangunan masih semi permanen.
Perubahan demi perubahan wajah dan tubuh bangunan terus dilakukan. Renovasi besar terjadi pada tahun 1880 yang mengubah konstruksi menjadi bangunan permanen. Arsitektur gedung bergaya Romantic Baroq dan dinamai Hotel Post Road. Meski letak gedung berada di Grote Postweg, namun pintu masuk berada di sebelah barat hotel.
Perubahan arsitektur gedung kembali dialami pada tahun 1883. Gaya Romantic Baroq diganti menjadi Gothic Revival. Gaya yang baru gedung ini bertahan cukup lama menghiasi wajah hotel.
Setelah 27 tahun (1910), terjadi panambahan gedung dan pergantian nama menjadi Grand Hotel Homann. Pada tahun 1929, Grand Hotel Homann mengalami lagi renovasi sehingga gaya arsitekturnya berubah menjadi Art Deco.
Gaya ini tak hanya tampak pada fisik bangunan namun juga termasuk dekorasi interiornya. Seiring dengan perubahan ini, nama hotel berganti menjadi Hotel Savoy—dikelola oleh Fr JA van Es.
Perubahan rancang bangunan kembali terjadi pada tahun 1937 hingga 1939. Bentuk bangunan yang megah yang nampak seperti sekarang ini adalah hasil karya arsitek AF Aalbers dan juru gambar RA de Waal. Selain kembali berganti nama menjadi Hotel Savoy Homann, wajah hotel yang paling modern pada zamannya itu bergaya Modern International Style.
Pada 18-24 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara Konferensi Asia Afrika. Sejumlah kepala negara dari Asia dan Afrika yang kemudian menjadi tokoh dunia diinapkan di hotel yang berlokasi di Jalan Asia Afrika No. 112 Kota Bandung ini. Mereka antara lain Jawaharlal Nehru, Presiden Soekarno, dan PM RRC Zhou Enlai.