PMB Uhamka
Islampedia

Catat! Inilah 4 Jenis Puasa Wajib yang Patut Diketahui Seorang Muslim

×

Catat! Inilah 4 Jenis Puasa Wajib yang Patut Diketahui Seorang Muslim

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi berbuka puasa ramadhan. Foto: Istockphoto.

BANDUNGMU.COM – Ada empat jenis puasa yang hukumnya wajib dikerjakan kita sebagai umat Islam. Puasa yang paling populer dan utama yakni puasa di bulan ramadhan.

Namun, selain puasa yang datangnya setahun sekali tersebut, ada juga puasa lain yang hukumnya wajib dikerjakan.

Apa sajakah puasa-puasa itu? Simak ulasannya yang dikutip dari buku “Puasa Bukan Hanya Saat Ramadhan” karya Ahmad Sarwat.

Pertama, puasa ramadhan

Pembahasan tentang puasa ramadhan adalah pembahasan yang panjang dan banyak. Karena di antara semua puasa yang wajib, memang puasa ramadhan ini yang paling utama.

Puasa ramadhan diwajibkan kepada semua umat Islam yang memenuhi syarat wajib. Puasa ini juga bagian dari lima rukun Islam yang seandainya seseorang mengingkari kewajibannya, dia telah keluar dari Islam.

Kewajiban puasa ramadhan didasari oleh Al Quran, As Sunnah, dan Ijma. Allah telah mewajibkan umat Islam untuk berpuasa pada bulan ramadhan dalam Al Quran Al Karim.

Baca Juga:  Gelar Pelatihan Mubaligh, AMM Kabupaten Bandung Berkhidmat untuk Umat

“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan kepadamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada umat sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah: 183).

Dalam salah satu hadis disebutkan bahwa ada seseorang datang kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, katakan padaku apa yang Allah wajibkan kepadaku tentang puasa?” Rasulullah menjawab, “Puasa ramadhan.” Orang itu bertanya lagi, ”Apakah ada lagi?” Rasulullah menjawab, “Tidak, kecuali puasa sunah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, puasa qada ramadhan

Meski hadis di atas menyebutkan bahwa yang diwajibkan hanya puasa ramadhan, maksudnya adalah puasa wajib yang tanpa sebab-sebab tertentu.

Sesungguhnya bila ada penyebabnya, ada puasa di luar ramadhan yang sifatnya wajib, baik terkait dengan ramadhan maupun tidak. Di antaranya adalah puasa untuk mengganti puasa ramadhan yang terlewat sebab tertentu yang sering disebut dengan istilah puasa qada.

Baca Juga:  Bray, Jangan Pernah Selingkuhin Allah

“… dan siapa yang sakit atau dalam perjalanan, boleh tidak berpuasa, tetapi harus mengganti pada hari yang lain.” (QS Al Baqarah: 185).

Selain itu ada juga dasar masyru’iyah bagi perempuan mendapat haid atau nifas pada bulan ramadhan.

Dari Aisyah bahwa dia berkata: “Dahulu kami mendapat haid pada masa Rasulullah, lalu kami diperintahkan untuk mengqada puasa ramadhan.”

Ketiga, puasa nazar

Selain puasa ramadhan dan qadanya, ada juga puasa lain yang hukumnya menjadi wajib, meskipun asalnya sunah, yakni puasa karena bernazar atas sesuatu.

Puasa nazar hukumnya wajib dikerjakan, karena pada hakikatnya nazar adalah mengubah ibadah yang hukumnya sunah menjadi wajib, apabila ada yang menjadi harapan dan doa terkabul.

Misalnya begini. Kita meminta kepada Allah agar dimudahkan pengangkatannya menjadi ASN. Ia berdoa sambil bernazar kalau cita-citanya terkabul, ia akan berpuasa dua bulan berturut-turut.

Oleh sebab itu, puasa dua bulan berturut-turut tersebut menjadi wajib atasnya apabila Allah mengabulkan doanya.

Baca Juga:  Lulusan Terbaik Ramadhan

Di antara dalil yang mewajibkan seseorang mengerjakan apa yang telah dinazarkannya adalah firman Allah berikut: “… dan hendaklah mereka menunaikan nazar-nazar mereka.” (QS Al Hajj: 29).

Keempat, puasa kafarat

Puasa kafarat adalah puasa yang dikerjakan untuk menebus satu kesalahan tertentu yang telah ditetapkan oleh pembuat syariat, yakni Allah.

Kalau bukan karena suatu kesalahan atau pelanggaran, tentu tidak ada kewajiban melakukan puasa kafarat. Hukum puasa kafarat wajib dikerjakan karena memang ditujukan untuk menebus berbagai jenis kesalahan atau pelanggaran dari suatu pekerjaan.

Ada beberapa jenis puasa kafarat. Misalnya kafarat karena melanggar sumpah, kafarat karena berjima saat sedang puasa ramadhan, dan kafarat pelanggaran haji.

Nah, itu empat jenis puasa wajib selain puasa ramadhan yang biasa kita lakukan setiap tahunnya. Semoga bermanfaat.***

PMB Uhamka