BANDUNGMU.COM — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Kiai Saad Ibrahim mengungkapkan bahwa Artificial Intelligence (AI) sebagai tantangan dakwah Islam.
Kiai Saad menyampaikan hal tersebut di hadapan mubalig Muhammadiyah di Institut Tabligh Muhammadiyah (ITM) pada Rabu (24/01/2024).
Ulama yang awalnya sebagai otoritas keagamaan, kata Kiai Saad, di era sekarang sudah digeser otoritas tersebut menjadi milik google yang terkoneksi dengan jaringan internet.
Dikutip dari muhammadiyah.or.id, semakin jauh, kata Kiai Saad, hadirnya AI juga ikut mencerabut otoritas dan peran ulama di tengah umat.
Adanya big data, imbuh Kiai Saad, kemudian menjadi tambang bagi AI untuk menggali lebih dalam pengetahuan apa saja, termasuk pengetahuan agama.
Di tengah situasi yang demikian itu, Kiai berharap peran mubalig harus lebih mantap.
“Menurut saya menjadi pikiran kita, dakwah dalam konteks tertentu kaya di IT, di AI itu harus kemudian ada bagian-bagian yang muatannya harus ada kaidah dengan risalah,” kata Kiai Saad.
Dia berpesan, khususnya kepada mubalig Muhammadiyah supaya dalam berdakwah yang dilihat bukan hanya konteks yang terjadi saat ini. Namun, sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang.
Islam sebagai jalan hidup, kata Kiai Saad, merupakan agama–tuntunan bagi manusia yang memang desainnya sebagai agama yang modern. Sebab secara genetik, Islam dapat diaplikasikan pada setiap masa.
Dakwah yang dijalankan oleh Islam, lebih-lebih Muhammadiyah tidak boleh cukup dengan konvensional.
Namun, dakwah yang melintas dengan memperhatikan kehidupan manusia yang semakin kompleks.
Kiai Saad mendorong bahwa IT dan AI memang datang sebagai tantangan. Namun, mubalig Muhammadiyah tidak boleh menyerah. Mubalig Muhammadiyah harus berani dan siap berselancar di tengah ombak kemajuan itu.
“Di sini kehidupan kita semakin kompleks, tapi juga semakin mudah, sebagian asal tidak takut. Sehingga siapa pun yang menguasai IT, dialah yang kemudian punya kekuatan,” pesan Kiai Saad.
Sebab, ungkap Kia Saad, jika merujuk pada perintah pertama Al-Quran yaitu iqra atau membaca–literasi, simpul dakwah pada dunia literasi saat ini adalah sains dan teknologi.
Perbedaannya, lanjut Kiai Saad, sains dan teknologi Islam ialah dengan tetap menempatkan Allah SWT sebagai puncak dan pusat.***
___
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA