PMB Uhamka
Islampedia

Inilah Penjelasan Tentang Syafaat dan Syarat Mendapatkannya

×

Inilah Penjelasan Tentang Syafaat dan Syarat Mendapatkannya

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi (media.istockphoto).***

BANDUNGMU.COM — Al-Qur an surah Al-Baqarah ayat 255 menerangkan bahwa yang dapat memberikan syafaat itu hanyalah orang yang telah mendapatkan izin dari Allah SWT.

Tentang siapa saja yang telah diberi izin oleh Allah SWT untuk memberikan syafaat ini, termasuk ilmu Allah, kecuali orang yang telah diberi tahu oleh Allah SWT dengan perantara firman-Nya (Al-Quran) atau Rasul-Nya (Al-Sunnah).

Syafaat adalah ilmu Allah SWT, hanya diperoleh oleh orang yang mendapat izin-Nya sebagaimana diterangkan hadis sebagai berikut.

Dari Anas bin Malik RA ia yang berkata bawah Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan mengumpulkan manusia pada hari kiamat, lalu mereka berkata: “Sekiranya ada yang dapat memberi syafaat dalam menemui Tuhan kami sehingga kami terbebas (keluar) dari tempat ini.”

Lalu mereka pergi menemui Adam. Mereka berkata: “Engkau Adam, Allah telah menciptakan engkau dengan tangan-Nya dan telah meniupkan roh (yang berasal) dari-Nya kepada engkau dan telah memerintahkan para malaikat untuk bersujud (kepada engkau), lalu mereka bersujud, karena itu berilah kami syafaat yang berasal dari Tuhan kami.”

Adam menjawab: “Aku bukanlah orang yang dapat member syafaat”. Lalu ia menyebut kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “Pergilah kepada Nuh, Rasul yang pertama sekali diangkat oleh Allah”.

Baca Juga:  Mendapat Cinta dan Surga Allah dengan Surah Al-Ikhlas

(setelah itu mereka pergi menemuinya), beliau menjawab: “Aku bukanlah orang yang dapat memberi syafaat.” Lalu ia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah ia kerjakan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “Datanglah kepada Ibrahim yang telah dijadikan Allah dekat kepada-Nya”.

Mereka kemudian datang kepada Ibrahim dan berkata: “Aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafaat kepadamu”. Dia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah dia lakukan. Ia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “Datanglah kepada Musa yang telah diajak berdialog dengan Tuhan dan diberinya cahaya yang terang.”

(lalu mereka mendatangi Musa). Musa berkata: “Aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafaat kepadamu”. Dia menyebutkan kesalahan-kesalahan yang pernah (dilakukannya) dan dia malu kepada Tuhan karenanya dan berkata: “Datanglah kepada Isa ruh Allah dan kalam-Nya”.

Kemudian mereka datang kepada Isa. Dia berkata: “Aku bukanlah orang yang dapat memberikan syafaat kepadamu”. Dia berkata: “Datanglah kepada Muhammad SAW, sesungguhnya Allah telah mengampuni dosa-dosanya yang telah terdahulu dan yang akan datang.”

Baca Juga:  Kenapa Islam Berkemajuan, Tidak Muslim Berkemajuan? Ini Penjelasan Syafiq Mughni

Lalu mereka datang kepadaku dan aku meminta izin kepada Tuhanku. Waktu aku melihat-Nya, aku bersujud dan dibiarkannya aku bersujud beberapa lama.

Lalu Dia berkata: “Angkatlah kepalamu, mintalah (engkau) akan diberi, katakanlah, (engkau) akan didengar, mintalah izin memberikan syafaat, (engkau) akan diberi.”

“Lalu aku angkat kepalaku sambil memuji Allah dengan cara yang diajarkan kepadaku. Kemudian aku diizinkan memberi syafaat kepada orang-orang yang telah ditentukan.”

“Aku keluarkan mereka dari nereka dan aku masukkan mereka ke dalam surga. Kemudian aku bersujud seperti semula pada yang ketiga atau yang keempat hingga yang tinggal di neraka hanyalah orang-orang yang menentang Al-Qur an.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Syarat mendapatkan syafaat

Ada sejumlah syarat seseorang mendapatkan syafaat dari Rasulullah SAW sebagaimana hadis berikut.

“(Yang mendapatkan syafa’at itu adalah) mereka yang tidak percaya kepada jampi-jampi (doa atau ucapan yang mengandung syirik), mereka yang tidak melakukan pengobatan yang mematikan syaraf, mereka yang tidak meramal nasib dengan burung (atau yang sejenis), dan mereka yang selalu bertawakkal kepada Tuhan-Nya.” (HR Al-Bukhari dan Muslim).

Baca Juga:  Pembangunan TK Aisyiyah 9 dan Masjid Al-Anwar

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan:

  1. Syafaat itu ada dan yang dapat memberikan syafaat itu hanyalah orang yang diberi izin Allah SWT sebagaimana yang diterangkan di atas.
  2. Orang yang mendapatkan syafaat adalah orang yang memenuhi empat syarat sebagaimana yang disebutkan di atas.
  3. Tentang siapa saja yang diberi izin oleh Allah SWT untuk memberi syafaat tidak dapat kita ketahui dengan pasti karena hal itu termasuk ilmu Allah SWT.
  4. Kaum muslimin dilarang oleh Allah SWT menduga-duga sesuatu yang kita tidak diberi Allah SWT untuk mengetahuinya.

Malaikat pernah ditegur keras oleh Allah SWT karena menduga bahwa Adam dan keturunannya yang akan diciptakan Allah SWT akan membuat kerusakan di muka bumi dan menumpahkan darah (baca QS Al-Baqarah ayat 30-39).

Demikian pula dalam QS Al-Hujurat ayat 12 Allah SWT melarang orang-orang yang beriman berburuk sangka atau menduga-duga karena hal itu termasuk dosa.

Yang paling baik bagi kita orang yang beriman adalah perkatlah iman masing-masing, perbanyak amal saleh dan hentikan empat larangan yang disebutkan dalam hadis di atas.***

____

Sumber: muhammadiyah.or.id

Editor: FA

PMB Uhamka