BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni mengatakan jika dilihat dari perspektif sejarah, dakwah kultural memiliki tujuan sebagai transformasi mengubah individu dan masyarakat.
“Dakwah kultural itu tujuan awalnya untuk mengubah suatu keadaan, dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik,” tutur Syafiq seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah pada Kamis (21/03/2024).
Syafiq menambahkan bahwa menjadi muslim itu bukanlah sesuatu yang statis. Selain itu, tidak dapat hanya berpikir secara dikotomis memperbandingkan antara kafir dan muslim. Namun, dalam keislaman ada sesuatu yang berproses dalam diri seseorang.
“Menjadi muslim itu harus terus berubah menjadi lebih baik. Kemudian terus mendekati pada norma ajaran Islam yang digali dalam Al-Quran dan As-Sunnah sehingga tidak pernah berhenti dan ada proses yang terus-menerus,” ungkap Syafiq.
Apa yang perlu dilakukan Muhammadiyah dengan dakwah kultural?
Pertama, terkait dengan pesan dakwah, dai Muhammadiyah harus cerdas dalam memilih dan menentukan pesan dakwah yang akan disampaikan kepada umat.
“Dai Muhammadiyah harus mengetahui pesan dakwah yang menjadi prioritas. Tidak hanya soal surga dan neraka, tetapi harus ada dimensi-dimensi lain yang dipilih untuk disampaikan,” jelas Syafiq.
Kedua, soal metode dakwah. Syafiq mencotohkan misalnya dalam dakwah kultural, Muhammadiyah dapat menggerakan segala potensi yang berhubungan dengan aktivitas kemanusiaan, salah satunya seni budaya.
“Dakwah lewat seni menjadi metode yang cukup efektif karena berkaitan dengan kehidupan manusia,” ujar Syafiq.
Ketiga, berkaitan dengan sasaran dakwah. Muhammadiyah harus memperluas cangkupan dakwah. Tidak hanya berdakwah di masjid Muhammadiyah atau melalui kegiatan-kegiatan baitul arqam.
“Cakupan dakwah Muhammadiyah harus diperluas agar masyarakat merasakan secara langsung kebermanfaatan Muhammadiyah. Kita sudah punya modal itu melalui pendidikan, kesehatan, dan sosial kemasyarakatan,” tandas Syafiq.***
____
Sumber: muhammadiyah.or.id
Editor: FA