UMBandung
Edukasi

Tips Tetap Berenergi dan Sehat Saat Puasa dari Sejumlah Ahli

×

Tips Tetap Berenergi dan Sehat Saat Puasa dari Sejumlah Ahli

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi menyiapkan sahur.(SHUTTERSTOCK/DOTSHOCK)

BANDUNGMU.COM – Bulan Ramadhan adalah waktu yang ditunggu-tunggu bagi umat Islam di mana pun berada.  Sebab amalan ibadah di bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya lebih banyak dibandingkan bulan selain Ramadhan.

Selama bulan Ramadhan, diwajibkan berpuasa dengan tidak makan dan minum sesudah sahur hingga berbuka. Agar tetap berenergi di saat berpuasa di siang hari, sebaiknya gunakan tips berikut ini:

Jangan melewatkan sahur

Saat Ramadhan, kesempatan untuk makan tak sebebas biasanya. Yakni dibatasi hanya saat sebelum matahari terbit (sahur) dan setelah matahari terbenam di malam hari (buka puasa).

Beberapa orang mungkin kerap melewatkan sahur karena sulit untuk memiliki nafsu makan di pagi hari.  Tapi menurut Nazima Qureshi, penulis The Healthy Ramadan Guide, sangat penting bagi Anda untuk tidak melewatkan makan sahur.

Terkait menu makanannya, biasanya orang-orang akan makan makanan yang berkarbohidrat saat sahur. Namun menurut Qureshi, karbohidrat saja tidak “Tidak akan memberikan energi jangka panjang,” ujar Qureshi, dilansir Healthline, 9 April 2021.

Baca Juga:  Mahasiswi PIAUD UM Bandung Juara 2 Lomba Microteaching Tingkat Nasional

Sebagai gantinya, dia merekomendasikan makan biji-bijian yang dipadukan dengan lemak dan protein sehat serta buah-buahan dan sayuran.

Hidrasi

Kurang minum air dapat berakibat suasana hati yang buruk dan meningkatnya kelelahan. Ini dapat memengaruhi tingkat energi dan daya ingat. Menjaga asupan air juga dapat membantu mengelola kondisi kesehatan kronis serta berperan dalam mencegah dan mengobati sakit kepala, migrain, batu ginjal, pemeliharaan tekanan darah, dan sembelit.

Ada juga beberapa bukti bahwa tetap terhidrasi menurunkan nafsu makan. Ini sangat berguna ketika Anda tidak bisa makan sepanjang hari. Agar terhidrasi meski puasa, Anda bisa menggunakan waktu sahur dan buka puasa untuk minum dan memenuhi asupan yang diperlukan.

Memperhatikan makanan yang Anda makan juga dapat membantu. Meskipun makanan manis selama Ramadhan bisa sangat menggoda, cobalah untuk memilih makanan dengan kandungan air yang tinggi.

Baca Juga:  Lazismu Berikan Beasiswa Sarjana dan Magister untuk Mahasiswa Palestina di Indonesia

Qureshi merekomendasikan untuk memasukkan buah dan sayuran berisi air ke dalam makan malam Anda, seperti: stroberi, semangka, blewah, mentimun, timun jepang, paprika, tomat. Jika Ramadhan jatuh saat musim panas, berpakaianlah dengan pakaian yang sejuk dan cobalah untuk menghindari sinar matahari langsung.

Perhatikan porsinya

Meski makanan tradisional sangat penting bagi umat Islam, tapi jangan tergoda untuk menyantapnya dalam porsi berlebihan. Saat Ramadhan ada makanan-makanan tradisional di berbagai daerah. Makanan itu bisa sangat berminyak atau tidak sehat.

Qureshi menganjurkan berbuka puasa dengan makan kurma, buah, dan minum air. Pada titik ini, dia merekomendasikan untuk berhenti sejenak dan menyelesaikan tarawih sebelum menikmati berbagai makanan lebih lanjut.

“Gula alami dari buah akan memungkinkan tubuh Anda mencatat bahwa Anda telah makan. Anda tidak akan merasa kelaparan, dan Anda cenderung tidak makan berlebihan,” kata Qureshi.

Baca Juga:  Jangan Lakukan Hal Ini Ketika Berpusa

Untuk makan malam, Qureshi merekomendasikan panduan berikut ini: sayuran atau salad: setengah piring. Karbohidrat: seperempat piring. Jika Anda memang memilih untuk makan karbohidrat olahan, berhati-hatilah untuk meminimalkannya. Protein: seperempat piring.

Pahami kesehatan Anda

Memiliki kondisi medis kronis bukan berarti Anda tidak bisa berpuasa. Namun yang terpenting adalah memahami kondisi kesehatan tubuh lalu membuat penyesuaian yang diperlukan.

“Jika puasa memperburuk kondisi medis, bahkan setelah mengubah jadwal pengobatan, pasien sebaiknya tidak berpuasa,” kata Wasem Alsabbagh asisten profesor di Universitas Waterloo.

Orang dengan kondisi medis umum seperti diabetes dan hipertensi tetap bisa berpuasa selama kondisinya stabil dan terkontrol. Namun, mereka perlu memantau gula darah dan tekanan darah dengan cermat, memastikan hidrasi yang memadai, dan menyesuaikan waktu pengobatan mereka.

Lebih lanjut, Alsabaggh menyarankan untuk membangun komunikasi yang baik dengan dokter Anda, sehingga dapat memastikan keamanan puasa bagi Anda.

Sumber: Kompas.com

PMB UM Bandung