BANDUNGMU.COM – Freemasonry dan teosofi ialah dua perkumpulan populer di masa Hindia Belanda. Jejaknya pun tertinggal di Kota Bandung. Komunitas ini dilarang oleh Presiden Soekarno, namun jejak “Okultisme di Bandung” ini masih ada, lho.
Berikut deretan bangunan jejak freemasonry dan teosofi di Kota Kembang, Bandung:
1. Museum Kota Bandung
Bangunan di Jalan Aceh yang berdiri sejak 1920 ini dahulu berfungsi sebagai frobelschool (sekolah TK). TK itu milik Loge Sint Jan dari Perkumpulan Vrijmetselarij (freemasonry). Sebelum menempati bangunan ini, sekolah sudah beroperasi sejak 1898 dengan meminjam Paseban di Pendopo Kabupaten.
Barulah pada 25 Desember 1900 melalui pengumpulan sumbangan mereka dapat membangun sendiri di salah satu sudut kawasan Balai Kota Bandung sekarang (Seberang Masjid Al-Ukhuwah). Bangunan itu diberikan oleh Gementee Bandoeng sebagai pertukaran atas lahan lama yang akan digunakan sebagai Gementee Huis Bandoeng (Balai Kota Bandung).
2. Masjid Al-Ukhuwah Bandung
Masjid Al-Ukhuwah tidak jauh dari Museum Kota Bandung. Rupanya, sebelum berdiri mesjid, terdapat bangunan Loge Sint Jan di lokasi tersebut. Bangunan itu milik anggota freemasonry di Bandung. Makanya, Jalan Wastukencana, yang ada di depan gedung itu dinamai Jalan Logeweg di masa Hindia Belanda.
Bangunan Loge Sint Jan didirikan pada 23 November 1880 dan direnovasi pada tahun 1920. Oleh masyarakat sekitar, bangunan itu disebut sebagai loji setan.
3. Kantor Polrestabes Kota Bandung
Masih di kawasan Balai Kota Bandung, tepatnya di seberang Taman Vanda, berdiri bangunan bergaya empire dengan empat buah tiang di bagian depannya. Bangunan itu kini merupakan kantor Polrestabes Kota Bandung.
Dulu gedung itu berfungsi sebagai kweekschool (Sekolah Guru) atau disebut sebagai Sekolah Raja. Sebelum bangunan Loge Sint Jan didirikan, anggota freemason menggunakan tempat ini untuk melakukan peretemuan rutin. Perkumpulan ini kemudian juga mencetuskan De Openbare Bhibliotheek Van Bandoeng, sebuah perpustakaan umum yang mengoleksi lebih dari 2.500 buku.
Anggota Freemasonry menggunakan kweekshool hanya sementara, kemudian memindahkannya ke salah satu bangunan di Bragaweg (Jalan Braga), namun dimana pastinya bangunan tersebut belum diketahui sampai saat ini.
4. Flat Olcott Park
Berjalan ke arah utara dari kantor Polrestabes anda akan menemukan sebuah pusat perbelanjaan yang cukup terkenal di Bandung. Sebelum berdiri pusat perbelanjaan, tempat itu merupakan Flat Olcott Park. Kemudian, pada 1950-an berubah fungsi menjadi Hotel Pakunegara.
Flat Olcott Park itu tak berhubungan dengan perkumpulan freemasonry, namun teosofi, filsafat keagamaan dan mistis. Nama Olcott park diambil dari salah satu pendiri dan presiden pertama Theosphical Society.
5. Gereja Katolik Bebas S. Alabanus
Berjalan agak jauh dan menjadi lokasi Olcott Park, kami mengunjungi sebuah bangunan yang terlihat tidak terawat dan menjadi lahan parkir alternatif di sekitar Lapangan Saparua. Kami menuju bangunan tua dengan papan nama “Gereja Katolik Bebas S. Alabanus”.
Sebelum menjadi Gereja Katolik Bebas dan terbengkalai sekarang ini, bangunan itu merupakan markas perkumpulan teosofi. Gedung itu dirancang oleh Ghijsel. Tapi kemudian perkumpulan teosofi itu memindahkan tempat berkumpul ke Olcott Park.
Bangunan gereja itu terlihat sangat misterius karena dibuat tanpa jendela di bagian depan, hanya terdapat tiga buah pintu yang diapit empat pintu. Merujuk foto-foto lama, terdapat lambang Bintang David yang lebih putih dibandingkan bagian dinding lainnya di bagian atas gedung.
6. Rumah Kentang
Tidak jauh dari Gereja Katolik Bebas S Albanus, terdapat sebuah rumah yang cukup terkenal di Kota Bandung karena angker. Orang-orang mengenal bangunan ini dengan nama “Rumah Kentang” karena konon orang yang melewati rumah ini dimalam hari akan mencium bau kentang.
Bangunan yang sekilas seperti rumah tua biasanya ini ternyata dahulu merupakan salah satu loge perkumpulan freemansory di Kota Bandung yang bernama Loge Hermes, nama yang diambil dari salah seorang Dewa Yunani Kuno itu kini telihat kurang terawat padahal dahulu loge ini merupakan salah satu loge yang paling aktif melakukan kegiatan di Kota Bandung.