BANDUNGMU.COM, Malang — Membahas strategi dakwah melalui seni dan budaya, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menghadirkan aktor senior Deddy Mizwar dan Muhammad Dwiki Dharmawan.
Rektor UMM, Fauzan, dalam sambutannya menyampaikan bahwa aktor, seniman, dan budaya bisa menjadi dai atau juru dakwah melalui keahlian masing-masing. Pasalnya, dakwah memiliki banyak cara atau metode yang bisa digunakan.
Terkait dengan kehadiran Deddy Mizwar dan Dwiki Dharmawan, Fauzan menyebut mereka bukan orang asing bagi Muhammadiyah.
Sebab pada periode 2022-2027, kedua tokoh publik itu tercatat namanya sebagai Dewan Pakar di Lembaga Seni dan Budaya Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Hal itu Fauzan sampaikan di acara Tadarus Ramadan yang diselenggarakan di UMM Dome, Malang, pada Jumat (14/04/2023). Sebagai bagian dari Ramadan di Kampus, Tadarus Ramadan ini diselenggarakan untuk misi kemasyarakatan.
“Yang baru selesai kita menjalankan visi kemasyarakat di Lembaga Pemasyarakatan Wanita di Malang, kelas II A,” kata Fauzan seperti bandungmu.com kutip dari laman muhammadiyah.or.id.
Dakwah lebih mudah
Deddy Mizwar dalam paparannya mengatakan, saat ini dengan kemajuan teknologi informasi, berdakwah melalui seni dan budaya, khususnya di dunia film jauh lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan beberapa tahun lalu.
“Saat ini dengan handphone saja di mana saja kita bisa membuat film-film dengan konten-konten yang berisi kebenaran yang bisa ditayangkan di sosial media yang tidak perlu biaya,” ungkapnya.
Membuat perbandingan dengan masa sebelum ini, Deddy Mizwar mengatakan bahwa saat itu untuk memproduksi film sampai bisa disaksikan oleh publik membutuhkan banyak biaya karena juga melibatkan pihak ketiga.
Berdakwah melalui seni dan budaya, imbuhnya, saat ini lebih mudah dan banyak. Oleh karena itu, dia mendorong lebih banyak lagi produk-produk seni dan budaya untuk berdakwah.
Sementara itu, berdakwah melalui seni musik, menurut Dwiki Dharmawan, memiliki potensi yang besar untuk digarap, khususnya musik Indonesia yang akan dikonsumsi oleh orang Indonesia.
Bahkan saat ini drama dan musik asal Korea merajai dunia dan masuk ke Indonesia. Penggemar musik Indonesia masih memiliki ceruknya sendiri, terlihat dari konser yang digelar oleh musisi asal Indonesia yang masih banyak peminatnya.
“Di Indonesia juga terkenal drama dan musik Korea, tetapi konser-konser yang paling penuh tetap konser lokal artis dan musisi Indonesia. Fenomena ini dahsyat sekali dengan penduduk yang jutaan,” ungkapnya.
Oleh karena itu, dia mewanti-wanti bagi siapa saja yang merilis musik untuk senantiasa berhati-hati karena musik yang dikonsumsi oleh suatu bangsa akan mempengaruhi pandangan suatu bangsa itu.***