BANDUNGMU.COM – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengimbau agar protokol kesehatan di destinasi wisata yang boleh beroperasi dapat dimaksimalkan. Hal itu dilakukan menyusul terdapat empat daerah di Jabar yang sudah dapat membuka tempat wisata berdasarkan instruksi Mendagri.
Diketahui, ada empat daerah di Jawa Barat yang masuk kategori kedaruratan level 2. Destinasi wisata yang berada di wilayah itu sudah boleh beroperasi dengan protokol kesehatan yang ketat. Keempat daerah tersebut yakni Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Garut.
“Yang penting pengelola bisa membatasi diri, mengecek, kepala daerah mengawasi bertanggungjawab terhadap pembukaan wisata dengan perlahan. Intinya jangan euforia, dikit-dikit aja,” ujar Ridwan Kamil, dikutip dari Inilahkoran.com, Jumat (27/8/2021).
Sementara wilayah yang masih berada di level 3 dan 4 bisa menahan diri untuk tidak membuka tempat wisata. Namun, beberapa industri penunjang industri pariwisata seperti hotel dan restoran sudah diberikan relaksasi.
Dia mengaku, mengaku sudah mengajukan kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves) Luhut Binsar Panjaitan agar PPKM bisa berjalan secara mikro di level kecamatan.
“Di Bogor misalnya level tiga, tapi pasti ada yang level satu (di tingkat kecamatan) Sehingga ekonomi sekolah bisa lebih leluasa. Aspirasi ini akan dibahas,” ucap dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar Dedi Taufik mengatakan pihaknya akan mengantisipasi fenomena revenge tourism. Hal itu sesuai dengan yang disampaikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno mengenai potensi timbulnya revenge tourism atau wisata balas dendam, akibat aktivitas wisata yang terhalang karena pembatasan sosial.
Dedi meminta agar masyarakat tetap waspada karena pandemi Covid-19 belum usai. Dia berharap masyarakat tetap berhati-hati dan waspada, jangan sampai lengah dengan berbagai relaksasi yang sudah mulai diberikan pemerintah.
“Kekhawatiran dari pak Sandiaga Uno itu kami pahami, karena memang Covid-19 itu menyebar dari kerumunan. Pak Gubernur juga terus mengimbau pentingnya protokol kesehatan. Kami terus lakukan koordinasi dengan pengelola dan disparbud tingkat kabupaten kota agar potensi lonjakan kasus bisa dicegah,” ucapnya.
Di sisi lain, pihaknya terus menggenjot peningkatan kepemilikan sertifikat CHSE di destinasi wisata, hotel, dan restoran. Sertifikasi itu juga akan berintegrasi dengan aplikasi PeduliLindungi.
“Sektor kesehatan dan ekonomi sedang dalam pembenahan. Semua ini butuh proses dan kerjasama semua pihak. Upaya vaksinasi juga terus kami lakukan, termasuk untuk para pelaku pariwisata,” kata Dedi. (Rianto Nurdiansyah/Inilahkoran.com).