Oleh: Iwan Yuswandi, CEO DAR! Mizan
BANDUNGMU.COM, Bandung — Hari ini (dua hari lalu), 27 tahun saya berkarir di Mizan, dan itu bukan waktu yang sebentar.
Jika diibaratkan petinju, saya seperti kelas penjelajah, saya berkarier dari seorang ilustrator, desainer, PJ redaksi, manager, sampai akhirnya saya diberi kepercayaan memimpin unit DAR! Mizan.
Sungguh sebuah perjalanan yang sangat panjang dan menantang.
Dalam perjalanannya saya harus menaklukkan mitos-mitos tentang seniman yang tidak menguasai manajerial, komunikasi, dan matematika.
Kecintaan saya terhadap literasi buku anak ternyata jauh lebih kuat untuk meruntuhkan tembok-tembok mitos tersebut.
Tidak ada kata lain selain tetap belajar dan terbuka terhadap perubahan.
Sebagai generasi ketiga dari para pendahulu dan pendiri Mizan, tentunya saya adalah salah satu saksi bagaimana penerbit tersebut berevolusi.
Bertahan dari krisis moneter, diterpa pandemi, persaingan yang makin ketat, serta dipaksa bertransformasi lebih cepat ke arah digital.
Awal mula DAR! Mizan
Saya akan bercerita tentang penerbit DAR! yang khusus menaungi buku anak dan balita.
Sebelum DAR!, awalnya bernama DBAR (Divisi Buku Anak dan Remaja) dengan logo Mizan utama diletakkan di atas gambar balon sebagai simbol anak-anak. Ditambah tageline: Sobat Bocah Muslim.
Namun, seiring pemahaman konten yang semakin luas, bukan hanya dalam bentuk buku, seperti alat dan peraga misalnya.
Dengan demikian DBAR berubah nama menjadi DAR (Divisi Anak dan Remaja), sehingga dibubuhkan tanda seru di ujung, sehingga DAR! mempunyai dua makna.
Pertama DAR! Sebagai singakatan itu sendiri, sekaligus menggambarkan efek suara ledakan yang identik dengan anak-anak seperti suara balon pecah.
Kedua, DAR! juga bisa dimaknai sebagai ledakan ide-ide baru sebagai pelopor penerbit buku anak-anak Islam yang berkualitas dan modern.
Sesuai dengan genetiknya Mizan, buku anak-anak DAR! bukan hanya menerbitkan buku anak Islam seputar kisah nabi dan tata cara ibadah saja.
Konten keislaman dalam konsep value atau nilai-nilai kehidupan yang universal seperti kecerdasan emosi, kemandirian, kesehatan, dan lain sebagainya, banyak diusung dan diterbitkan.
Nama DAR! pertama kali disimbolkan dengan bendera yang berkibar sebagai eksistensi di dunia literasi anak.
DAR! kemudian melahirkan imprint baru dengan nama Pelangi Mizan, brand baru yang khusus menerbitkan buku-buku direct selling.
Sukses dengan serial Halo Balitanya yang fenomenal, Pelangi Mizan terus berkibar sampai saat ini.
Pelangi Mizan juga berevolusi menjadi perusahaan sendiri.
DAR! lahirkan Irfan Amali
DAR! melahirkan orang hebat seperti Irfan Amali selaku peletak dasar konsep Pelangi Mizan sebagai brand yang menaungi buku-buku direct selling.
Sampai saat ini, pendiri pesantren Welas Asih, Garut, itu masih menjadi partner kerja pada event-event tertentu walaupun sudah tidak bergabung di Mizan.
Seperti acara webinar yang diadakan bersama DAR! Mizan seminggu yang lalu.
Apa bukti bahwa DAR! sudah membawa ledakan ide-ide baru di dunia buku anak, selain telah melahirkan Pelangi Mizan?
DAR! mencoba menghargai kontribusi ilustrator dengan cara meletakkan nama mereka di sampul depan buku.
Pada awal tahun 90-an ilustrator buku anak belum menjadi profesi menarik, baik secara materi maupun penghargaan sebagai profesi.
Produk-produk kami dikemas dengan sangat modern di saat buku anak-anak lokal dikemas seadanya.
Ilustrasi selalu memperhatikan bahasa rupa anak. Kualitas material buku yang bagus. Kurasi konten yang baik dengan bahasa anak-anak dan bebas dari unsur kekerasan, baik secara teks maupun visual.
Seri cerita DAR!
Variasi produk cukup banyak, kita pernah melahirkan seri Cerita Balita, Dongeng Sebelum Tidur, dan Penuntun Islam untuk anak.
Selain itu, buku harian anak, SKOTRU (Seri Kreativitas Orangtua dan Guru), Kisah Binatang dalam Al-Quran, Character Building, Dongeng Balita, buku paket Aktitivitas Mio, buku ular, dan beberapa buku terbit satuan yang tidak masuk serial.
Tak hanya itu, DAR! juga menerbitkan produk non buku seperti: Ular Tangga Anak Muslim, manasik haji game, poster salat, dan vandel Mio.
Buku-buku DAR! yang digawangi Mas Andi Yudha, alumni FSRD ITB, menjadi sangat otentik.
Beliau sangat mencintai dunia anak, anggota PAS, tahu bahasa rupa anak, pendongeng, ilustrator, desainer, pencinta binatang, pencinta lingkungan, musik, dan banyak lagi talent lainnya.
Tanpa melupakan generasi sebelumnya, Mbak Elia, walaupun saya tidak mengalaminya.
Penjaga gawang DAR!
Penghuni DAR! adalah orang-orang bertalenta besar di mana saya banyak belajar.
Para penulis cerita anak hebat pernah bergabung di tim kami, seperti: Yudo Purwoko, Eka Wardhana, Ali Muakhir, dan Benny Rhamdani.
Belum lagi penulis dan ilustrator freelance yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu.
DAR! terus bertahan menolak punah dengan segala tantangannya yang makin beragam.
Kami masih memegang prinsip menerbitkan buku anak bukan hanya persoalan bisnis semata.
Namun, memiliki misi suci menyiapkan generasi penerus yang mencintai literasi baca tulis.
Kami terus beradaptasi dengan segala perubahan, baik secara konten maupun cara-cara bisnis kekinian.
Pada saat semua orang menerbitkan buku dengan bantuan teknologi, DAR! Mizan selalu memposisikan diri sebagai kurator dalam memilih naskah, penyuntingan, pengemasan, dan pendistribusian buku atau konten anak-anak yang terbaik.
Saat ini DAR! Mizan tampil dengan logo baru yang menggambarkan kolaborasi dan dialog dalam bentuk balon suara.
Dengan harapan kami bisa bekerja sama dengan siapa pun selama itu masih dalam visi yang sama.
Tentu demi kemajuan literasi baca tulis anak-anak Indonesia di masa depan.
Selamat Hari Buku Anak Sedunia.***