BANDUNGMU.COM, Bandung – Kota Bandung dikenal dengan sejumlah bangunan bersejarahnya yang tetap terawat hingga kini, salah satunya adalah Pendopo Kota Bandung. Terletak di Jalan Dalemkaum, Pendopo yang kini menjadi rumah dinas Wali Kota Bandung ini awalnya adalah kediaman resmi Bupati Bandung di masa lalu.
Pendopo ini didirikan pada tahun 1812 dengan arsitektur etnik yang khas. Atap limasnya yang menjadi ciri utama masih terjaga keasliannya. Di balik gerbang kayu yang sering tertutup rapat, tersembunyi taman indah dengan rumput hijau subur, kolam, serta pepohonan rindang yang menambah keasriannya.
Menurut Felia Ayu Safira, pemandu wisata dari Tourist Information Center (TIC) Kota Bandung, Pendopo ini merupakan bangunan pertama yang didirikan di kawasan Alun-alun Bandung, seiring dengan berdirinya Kota Bandung pada tahun 1811.
“Pembangunannya selesai dalam setahun, berbarengan dengan Jalan Raya Pos atau Groote Postweg yang dirancang oleh Gubernur Jenderal Daendels,” ungkapnya seperti dikutip dari laman bandung.go.id.
Pendopo ini memiliki luas 18.984 meter persegi dan terdiri dari beberapa bagian, termasuk halaman, bangunan utama, serta area barat dan timur. Salah satu daya tariknya adalah pohon beringin yang diapit dua dinding berlonceng. Pohon ini melambangkan sifat pemimpin Kota Bandung yang mengayomi masyarakatnya. “Pada masa pemerintahan Belanda, lonceng tersebut digunakan sebagai penanda kematian atau eksekusi mati,” tambah Felia.
Di bagian belakang Pendopo, terdapat Ruang Kenegaraan yang kini digunakan Wali Kota Bandung untuk menerima tamu domestik maupun mancanegara. “Ruangan ini juga memiliki pintu khusus menuju ruang istirahat Wali Kota, meskipun tidak dibuka untuk umum,” ujar Felia. Ruang tersebut dilengkapi fasilitas sederhana seperti tempat makan dan tempat tidur untuk menunjang aktivitas Wali Kota.
Salah satu bagian unik lainnya adalah Ruang Arab yang dibangun oleh Presiden pertama RI, Soekarno, pada tahun 1935. Ruangan ini didesain dengan gaya art deco sebagai simbol kebebasan dan semangat kemerdekaan. “Ruang ini biasanya digunakan untuk rapat dengan tamu penting dan dihiasi kaca patri serta ukiran huruf Arab pada interiornya,” jelas Felia.
Pendopo ini awalnya berdinding kayu dan beratap ilalang. Namun, pada tahun 1850, Bupati Wiranatakusumah IV merenovasi bangunan ini, mengganti dinding kayu dengan bata dan atap ilalang dengan genteng. Kini, Pendopo Kota Bandung tetap menjadi simbol sejarah dan keterbukaan bagi masyarakatnya.
“Pendopo dirancang tanpa pintu untuk melambangkan keterbukaan pemimpin kepada masyarakat. Hingga kini, bangunan ini terus menjadi tempat pertemuan penting dan acara dengan masyarakat, tetap mempertahankan esensi budaya dan sejarahnya,” pungkas Felia.***