PMB Uhamka
Sosbud

Jadi Hutan Kota Favorit di Bandung, Inilah Jejak Sejarah Babakan Siliwangi

×

Jadi Hutan Kota Favorit di Bandung, Inilah Jejak Sejarah Babakan Siliwangi

Sebarkan artikel ini
Foto: bandung.go.id.

BANDUNGMU.COM, Bandung—Di tengah hiruk-pikuk Kota Bandung yang semakin padat, Babakan Siliwangi, atau akrab disapa Baksil, menjadi oase hijau yang menawarkan ketenangan.

Berlokasi strategis di dekat kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), hutan kota ini menjadi destinasi favorit warga untuk menikmati piknik murah meriah sambil menghirup udara segar. Namun, di balik rindangnya pepohonan dan aliran Sungai Cikapundung yang melintasi kawasan ini, tersimpan kisah panjang yang kaya sejarah sekaligus penuh tantangan.

Dari Lebak Gede ke Babakan Siliwangi

Mengutip laman bandung.go.id, Babakan Siliwangi dulunya dikenal sebagai Lebak Gede, sebuah sabuk hijau alami yang terbentuk ribuan tahun lalu oleh Sungai Cikapundung. Pada era penjajahan Belanda, kawasan ini direncanakan sebagai hutan kota sekaligus area terbuka untuk masyarakat umum. Rencana ini mulai diwujudkan pada tahun 1920, menjadikan Lebak Gede sebagai bagian tak terpisahkan dari ekosistem Kota Bandung.

Baca Juga:  Mengulik Sejarah Sisingaan, Kesenian Buhun dari Subang

Pasca kemerdekaan, Pemerintah Kota Bandung mengambil alih pengelolaan kawasan ini. Namun, seiring berkembangnya kota, Babakan Siliwangi menghadapi ancaman perubahan fungsi. Pada masa kepemimpinan Wali Kota Otje Djundjunan, kawasan ini mulai dikembangkan menjadi destinasi wisata dengan pembangunan fasilitas seperti Restoran Babakan Siliwangi.

Kontroversi dan Kebangkitan

Transformasi Babakan Siliwangi tidak lepas dari kontroversi. Rencana komersialisasi yang melibatkan pihak swasta memicu perdebatan sengit di masyarakat. Peristiwa kebakaran yang melanda Restoran Babakan Siliwangi pada 2003 menambah kompleksitas persoalan, seolah menjadi pengingat bahwa kawasan ini membutuhkan perlindungan lebih serius.

Baca Juga:  Dua Gua Bersejarah Peninggalan Penjajah di Bandung Utara

Momentum baru datang pada 2011, ketika Babakan Siliwangi diakui sebagai hutan kota dunia oleh PBB. Pengakuan ini mendorong Pemerintah Kota Bandung untuk mengambil langkah tegas. Pada 2013, kerja sama dengan pihak swasta diputuskan, dan pengelolaan Babakan Siliwangi sepenuhnya dikembalikan ke pemerintah.

Harapan untuk Masa Depan

Kini, Babakan Siliwangi tidak hanya menjadi ruang terbuka hijau bagi warga Bandung, tetapi juga simbol perjuangan dalam menjaga warisan alam. Berbagai pihak terus berkolaborasi untuk memastikan kawasan ini tetap lestari dan dapat diakses oleh semua kalangan.

Baca Juga:  Sejarah Situ Cangkuang Garut

Dengan sejarahnya yang panjang dan penuh liku, Babakan Siliwangi menjadi pengingat bahwa keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan harus senantiasa dijaga. Di tengah upaya menata kawasan ini menjadi ruang hijau berkelas dunia, Baksil membawa harapan bagi Bandung untuk tetap menjadi kota yang ramah lingkungan. Semoga perjuangan ini dapat menjadi inspirasi bagi kota-kota lain di Indonesia.***

PMB Uhamka