BANDUNGMU.COM – Direktur Eksekutif DEEP, Neni Nur Hayati mengatakan bahwa tudingan radikal kepada Din Syamsuddin oleh Gerakan Anti Radikal (GAR) ITB itu sudah salah kaprah, tidak tepat sasaran dan tak ada dasarnya.
“Kita semua mengetahui bagaimana kiprah Din Syamsuddin dalam menjaga serta merawat kerukunan dan toleransi beragama baik itu di dalam maupun luar negeri.” katanya seperti rilis tertulis yang diterima Bandungmu.com, Sabtu (13/2/2021).
Tokoh Bangsa
Neni juga berpandangan, Din Syamsuddin merupakan tokoh yang berperan bukan hanya di Muhammadiyah saja.
“Beliau sendiri adalah penggagas konsep Pancasila sebagai Darul Ahdi Wa Syahadah. Din Syamsuddin juga tokoh yang menjadi panutan kita semua, tidak hanya di Muhammadiyah. Semua pihak sangat menghormatinya, apalagi anak muda.” jelasnya.
Karena itu, lanjutnya, jika ada kritik yang disampaikan Pak Din kepada pemerintah itu adalah hal yang wajar. Toh, sudah semestinya saling mengingatkan kepada pemerintah.
“Presiden Jokowi sendiri membuka ruang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk menyampaikan saran dan kritik sebagai bagian dari proses mewujudkan good government. Masa iya, tokoh yang pernah menjabat sebagai President religion for peace Asia dan Pacific dianggap sebagai tokoh yang radikal. Sebelah mana radikalnya?” ujarnya.
GAR ITB
GAR ITB hanya mengada-ngada dan terlalu berlebihan dalam menilai seseorang. Apalagi yang dituding itu adalah ulama dan tokoh besar Muhammadiyah. Kita semua tahu bahwa muhammadiyah adalah organisasi yang telah banyak memberikan kontribusi konkrit untuk negeri ini.
Neni beranggapan bahwa GAR ITB hanya ingin menaikkan popularitas kelompok saja dengan membuat isu-isu yang tidak bermutu dan menuduh seorang tokoh islam moderat sebagai radikal.
Kampus sebagai gerbang akademis yang berbasis intektualitas dan kajian ilmiah, kini lebih bersifat sentimentil, irrasional sehingga menjadi islamophobia, sungguh sangat disayangkan.
GAR ITB mesti membaca secara teliti dengan cermat, tidak perlu kami pembela Din yang harus membaca apa isi laporan yang ditujukan ke KASN. Stop memecah belah umat Islam. Jangan sampai isu radikalisme yang disematkan kepada tokoh publik seperti Pak Din hanya untuk kepentingan politik kelompok tertentu.
Neni mendorong agar GAR ITB segera mencabut laporannya dan menyampaikan permintaan maaf kepada publilk.
Neni Nur Hayati, Direktur Eksekutif Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEP), 082128182931