PMB Uhamka
Sosbud

Generasi Yang Terputus Dari Sejarahnya Akan Kehilangan Identitas

×

Generasi Yang Terputus Dari Sejarahnya Akan Kehilangan Identitas

Sebarkan artikel ini
Foto: muhammadiyah.or.id.

BANDUNGMU.COM, Sleman — Untuk menjaga agar sejarah lokal Muhammadiyah tetap lestari, Ketua Lembaga Seni Budaya (LSB) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Gunawan Budiyanto, mendorong penulisan sejarah Muhammadiyah lokal. Hal ini disampaikan Gunawan dalam acara Pengajian Ahad Wage yang diadakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Moyudan, Kabupaten Sleman, pada Ahad (21/07/2024), di halaman SMK Muhammadiyah 1 Moyudan.

“Penulisan sejarah ini sangat penting, Bapak Ibu. Salah satu cara untuk menghancurkan bangsa adalah dengan memisahkannya dari sejarahnya,” kata Gunawan seperti dikutip dari laman resmi Muhammadiyah. Ia menekankan bahwa mempelajari dan menulis sejarah adalah langkah penting untuk menghindari perpecahan, karena jika sejarah ditulis oleh pihak lain, ada risiko manipulasi yang dapat menyebabkan ketidakharmonisan.

Menulis sejarah Muhammadiyah lokal sangat penting sebagai bahan pembelajaran dan untuk menjaga ingatan generasi mendatang. Gunawan mengingatkan bahwa generasi yang terputus dari sejarahnya akan kehilangan identitas.

Sebagai contoh, PCM Imogiri di Bantul pernah mengutarakan keinginannya untuk menulis sejarah mereka. Atas saran Gunawan, upaya tersebut ditindaklanjuti oleh mahasiswa sejarah dari UGM. Gunawan menekankan pentingnya berkolaborasi dengan peneliti dari institusi pendidikan dalam menulis sejarah Muhammadiyah lokal.

Ia juga mendorong PCM Moyudan untuk menulis sejarah mereka, mengingat Muhammadiyah di Moyudan telah ada sejak 1924. Menurutnya, warga Muhammadiyah pada masa itu bahkan berkontribusi dalam pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah di Yogyakarta melalui sumbangan innatura. “Sejarah itu penting, harus ditulis agar generasi muda tetap ingat asal-usulnya. Jika lepas dari sejarahnya, semua akan selesai,” ujarnya.

Baca Juga:  Mengenang 100 Tahun Soeharto

Gunawan berharap, penulisan sejarah Muhammadiyah ini juga akan memberikan dampak positif pada generasi penerus. Ia mencatat bahwa banyak anak-anak saat ini yang kehilangan ‘nasab Muhammadiyah’ mereka; meskipun orang tua mereka aktif di Muhammadiyah dan Aisyiyah, anak-anaknya tidak mengikuti jejak tersebut.***

PMB Uhamka