BANDUNGMU.COM, Bandung — Musyawarah wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang berlangsung di Cirebon sudah selesai. Ahmad Dahlan terpilih sebagai Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Seperti apa sejarah singkat Cirebon? Bagaimana awal mula terbentuknya hingga menjadi daerah yang maju di Indonesia saat ini? Berikut cuplikannya untuk Anda.
Cirebon adalah salah satu kota yang berada di provinsi Jawa Barat. Kota ini berada di pesisir utara Jawa atau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya. Pada 2021, jumlah penduduk Kota Cirebon sebanyak 343.497 jiwa dengan kepadatan 9.194 jiwa/km².
Mengutip Wikipedia, pada awalnya Cirebon berasal dari kata sarumban. Cirebon adalah sebuah dukuh kecil yang dibangun oleh Ki Gedeng Tapa. Lama-kelamaan Cirebon berkembang menjadi sebuah desa yang ramai yang kemudian diberi nama Caruban (carub dalam bahasa Jawa artinya bersatu padu).
Diberi nama demikian karena di sana bercampur para pendatang dari beraneka bangsa, di antaranya Jawa, Sunda, Tionghoa, dan unsur-unsur budaya bangsa Arab, agama, bahasa, dan adat istiadat. Kemudian pelafalan kata caruban berubah lagi menjadi carbon dan kemudian cirebon.
Selain karena faktor penamaan tempat, penyebutan kata Cirebon juga karena sejak awal mata pencaharian sebagian besar masyarakat adalah nelayan. Oleh karena itu, berkembanglah pekerjaan menangkap ikan dan rebon (udang kecil) di sepanjang pantai, pembuatan terasi, petis, dan garam.
Dari istilah air bekas pembuatan terasi yang terbuat dari sisa pengolahan udang rebon inilah berkembang sebutan cai-rebon (bahasa Sunda: air rebon) yang kemudian menjadi Cirebon.
Kota Cirebon terletak pada 6°41′S 108°33′E pantai utara Pulau Jawa, bagian timur Jawa Barat, memanjang dari barat ke timur 8 kilometer, utara ke elatan 11 kilometer dengan ketinggian dari permukaan laut 5 meter (termasuk dataran rendah).
Kota Cirebon dapat ditempuh melalui jalan darat sejauh 130 km dari arah Kota Bandung dan 258 km dari arah Kota Jakarta. Kota Cirebon terletak pada lokasi yang strategis dan menjadi simpul pergerakan transportasi antara Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Letaknya yang berada di wilayah pantai menjadikan Kota Cirebon memiliki wilayah dataran yang lebih luas dibandingkan dengan wilayah perbukitannya. Luas Kota Cirebon adalah 37,36 km² dengan dominasi penggunaan lahan untuk perumahan (32%) dan tanah pertanian (38%).
Wilayah Cirebon sebelah utara dibatasi Sungai Kedung Pane, sebelah barat dibatasi Sungai Banjir Kanal, Kabupaten Cirebon, sebelah selatan dibatasi Sungai Kalijaga, sebelah timur dibatasi Laut Jawa.
Sebagian besar wilayah merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2000 dpl, sementara kemiringan lereng antara 0-40 persen di mana 0-3 persen merupakan daerah berkarateristik kota, 3-25 persen daerah transmisi dan 25-40 persen merupakan pinggiran. Kota ini juga dilalui oleh beberapa sungai di antaranya Sungai Kedung Pane, Sungai Sukalila, Sungai Kesunean, dan Sungai Kalijaga.
Kota Cirebon termasuk daerah iklim tropis dengan tipe iklim muson tropis (Am). Kelembapan udara berkisar antara ± 48-93 persen dengan kelembapan udara tertinggi terjadi pada Januari-Maret dan angka terendah terjadi pada Juni-Agustus.
Rata-rata curah hujan tahunan di Kota Cirebon ± 2260 mm/tahun dengan jumlah hari hujan ± 155 hari. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, iklim di Kota Cirebon termasuk dalam tipe iklim C dengan nilai Q ± 37,5 perseb (persentase antara bulan kering dan bulan basah). Musim hujan jatuh pada Oktober-April dan musim kemarau jatuh pada Juni-September.
Keadaan angin terdapat tiga macam angin. Pertama, angin musim barat (antara Desember sampai Maret). Kedua, angin pancaroba (antara April dan November). Ketiga, angin musim timur (antara Mei sampai Oktober).***