UMBandung
Sosbud

Mengenang Bencana Chernobyl, Ledakan Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

×

Mengenang Bencana Chernobyl, Ledakan Nuklir Terburuk Sepanjang Sejarah

Sebarkan artikel ini
Pripyat, salah satu kota yang terdampak musibah ledakan PLTN Chernobyl. (Sumber: bobo.grid.id).

BANDUNGMU.COM – Hari ini, tepatnya 26 April 1986, telah terjadi suatu peristiwa yang tidak akan dilupakan oleh seluruh warga dunia, khususnya di Ukraina dan Eropa, yaitu sebuah ledakan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Chernobyl, Ukraina (pada saat itu masih bagian dari Uni Soviet).

Kompleks PLTN Chernobyl berlokasi di kawasan permukiman di Kota Pripyat, terletak sekitar 130 km sebelah utara Kiev dan sekitar 20 km sebelah selatan perbatasan dengan Belarusia.

PLTN Chernobyl terdiri atas empat unit. Unit 1 dan 2 reaktor tersebut dibangun antara tahun 1970 dan 1977, sedangkan unit 3 dan 4 dengan desain yang sama diselesaikan pada 1983. Setiap unit reaktor mampu menghasilkan tenaga listrik sampai 1.000 megawatt. Di sebelahnya juga terdapat sebuah danau buatan seluas sekitar 22-kilometer persegi di samping Sungai Pripyat, untuk menyediakan air pendingin bagi reaktor.

Bencana Chernobyl bermula pada malam sebelum tanggal 26 April, ketika para petugas di reaktor tersebut sedang mencoba bereksperimen. Eksperimen yang dijalankan yaitu mematikan sistem pengaturan daya reaktor dan sistem keselamatan daruratnya.

Baca Juga:  Rusia Merangsek, Ukraina Terdesak

Selain itu, para petugas PLTN juga menarik sebagian besar batang kendali dari inti reaktor sambil membiarkan reaktor itu terus berjalan dengan daya 7 persen. Kesalahan ini diperburuk oleh yang lain dan pada pukul 01.23 dini hari waktu setempat, reaksi berantai di inti reaktor menjadi tidak terkendali. Setelah itu, terjadi lonjakan energi secara tiba-tiba dan tak dapat diduga.

Beberapa ledakan memicu bola api besar dan meledakkan baja berat dan tutup beton reaktor. Ketika para petugas PLTN mencoba mematikannya secara darurat, tiba-tiba terjadi lonjakan daya yang sangat tinggi sehingga membuat tangki reaktor pecah dan diikuti serangkaian ledakan.

Kejadian ini melepaskan moderator neutron grafit di reaktor ke udara, lalu terjadilah kebakaran. Kebakaran yang dihasilkan dari reaktor ini berlangsung selama sepekan penuh serta melepaskan debu radioaktif ke atmosfer secara meluas. Debunya kemudian tersebar dahulu ke Kota Pripyat, lalu ke Uni Soviet bagian barat, dan sebagian Eropa seperti Belarusia, Rusia, Ukraina, hingga ke Perancis dan Italia.

Baca Juga:  10 Alasan Bahasa Indonesia Layak Menjadi Bahasa Kedua di ASEAN, Salah Satunya karena Dipelajari di 47 Negara!

Pada keesokan harinya (27 April), sekitar 30.000 penduduk Kota Pripyat mulai dievakuasi. Pada 4 Mei 1986, hawa panas dan radioaktif yang bocor dari inti reaktor dapat bisa diatasi meskipun berisiko besar bagi para pekerja pembersihan reaktor tersebut. Pada tahun yang sama, limbah-limbah radioaktif kemudian dikubur di 800 titik penampungan sementara, serta inti reaktor yang sangat radioaktif ditutup dengan sarkofagus beton dan baja.

Beberapa sumber menyatakan bahwa dua orang tewas dalam ledakan awal, sedangkan sumber lain melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden ini mendekati 50 orang. Sementara itu ada lusinan orang yang mengalami penyakit serius karena terkena radiasi dari Chernobyl, beberapa di antaranya kemudian meninggal. Beberapa tahun setelahnya, banyak hewan ternak yang lahir dalam kondisi cacat dan banyak pula manusia yang menderita penyakit karena terpapar radiasi.

Baca Juga:  Kamu Harus Tahu! Inilah Asal Muasal Istilah THR di Indonesia

Pasca-ledakan, reaktor kedua Chernobyl langsung dimatikan setelah terbakar pada 1991, lalu reaktor pertama tetap beroperasi hingga 1996. Reaktor ketiga beroperasi juga hingga tahun 2000.

Setelah bencana tersebut, pemerintah Uni Soviet membuat zona eksklusif berbentuk lingkaran dengan radius sekitar 30 kilometer yang berpusat di PLTN Chernobyl. Zona eksklusi meliputi wilayah seluas 2.634 kilometer persegi di sekitar pabrik. Namun, kemudian diperluas menjadi 4.143 kilometer persegi untuk memasukkan area yang sangat terpancar di luar zona awal.

Semenjak peristiwa tersebut, tragedi ledakan Chernobyl ditampilkan dalam berbagai macam media dan budaya pop, seperti serial televisi HBO yang berjudul ”Chernobyl”, tayang pada 6 Mei 2019.

Diolah dari Kompas.com, Merdeka.com, dan id.wikipedia.org

Kontributor: Rio Prasetyo

PMB UM Bandung