BANDUNGMU.COM, Bandung — Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Dadang Kahmad menyampaikan bahwa tercatat mulai tahun 1562 ada delegasi pertama dari Aceh yang berlayar untuk melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci Makkah di samping sambil berdagang.
“Tercatat mulai haji itu pada 1562, yakni adanya delegasi haji dari Aceh yang pertama mengadakan pelayaran ke Jeddah tadinya untuk berdagang. Namun, sambil berdagang sambil juga melaksanakan ibadah haji dan tentunya berbulan-bulan di perjalanan,” ujar Dadang Kahmad seperti dikutip dari program “Catatan Akhir Pekan” TvMu.

Pada masa penjajahan Belanda perjalanan untuk beribadah haji ditempuh melalui jalur laut dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, umat Islam juga dibatasi oleh Belanda untuk pergi ke Baitullah.
“Belanda melakukan pembatasan-pembatasan untuk jamaah haji Tanah Air sehingga mempersulit masyarakat Islam untuk pergi haji karena mereka terpengaruh oleh gerakan-gerakan kemerdekaan, gerakan-gerakan perlawanan terhadap penjajah. Oleh karena itu, Belanda berusaha untuk mengerem atau menghalangi,” papar Dadang Kahmad.
Lembaga haji
Dadang Kahmad menjelaskan solusi sebagai upaya memudahkan umat Islam di Indonesia menunaikan ibadah haji, Muhammadiyah berkontribusi mendirikan lembaga haji pada 1930 yang dipimpin oleh Kiai Sudjak.
“KH Ahmad Dahlan sudah merasa prihatin dengan keadaan perjalanan haji yang tidak terkoordinasi. Oleh karena itu, Muhammadiyah mendirikan satu perusahaan khusus bagi jamaah haji Nusantara semacam bagian penolong Haji Muhammadiyah yang dipimpin oleh Kiai Sujak pada 1930,” tutur Dadang.
Menurut tokoh Muhammadiyah yang juga Ketua BPH Universitas Muhammadiyah Bandung ini, lembaga tersebut dibuat pada kongres Muhammadiyah ke-17 di Minangkabau. Inisiasi ini kata Dadang mendapat sambutan hangat dari Kerajaan Saudi pada waktu itu.
Dadang mengatakan bahwa lembaga khusus ini sebagai pelopor awal dari berdirinya Direktorat Urusan Haji di Indonesia. Muhammadiyah salah satu organisasi yang berperan dalam penyelenggaraan haji di Indonesia berharap agar pelayanan perjalanan ke Baitullah saat ini dilakukan dengan baik dan jamaah haji bisa menjadi seorang haji yang mabrur.
“Semoga penyelenggaraan haji bisa dilakukan dengan baik dan calon jamaah haji bisa menyelenggarakan haji dengan mabrur dengan pelayanan yang baik pula,” harap Dadang.
Dadang juga menambahkan bahwa masyarakat harus bersyukur karena umat Islam di Indonesia dapat menunaikan ibadah haji yang terselenggara dengan baik.
“Kita harus bersyukur pada Allah SWT karena haji dari Indonesia ini bisa terus terselenggara dengan baik, kecuali kemarin ketika covid-19, ketika Makkah ditutup dan membatasi jumlah jamaah haji,” tandasnya.***(MPAF)