BANDUNGMU.COM, Jakarta — Museum Wayang adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Pintu Besar Utara Nomor 27 Jakarta Barat. Gedung yang memiliki tampilan unik dan menarik ini telah mengalami beberapa perombakan sepanjang sejarahnya.
Mengutip Wikipedia, awalnya bangunan ini dikenal sebagai De Oude Hollandsche Kerk (Gereja Lama Belanda) yang pertama kali dibangun pada 1640. Kemudian pada 1732 bangunan tersebut diperbaiki dan berganti nama menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Gereja Baru Belanda) hingga tahun 1808 ketika mengalami kerusakan akibat gempa bumi.
Pada 1912 bangunan tersebut direnovasi menjadi gaya rumah Belanda yang dikenal sebagai Neo Renaissance. Saat itu, bangunan dimiliki oleh perusahaan Geo Wehry and Co dan digunakan sebagai gudang.
Pada 1936 bangunan ini dijadikan monumen dan satu tahun kemudian dibeli oleh Bataviasche Genootschaap van Kusten en Wetenschappen, sebuah lembaga yang bergerak di bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Namun, saat masa pendudukan Jepang, Museum Batavia Lama tidak terawat dengan baik.
Setelah kemerdekaan Indonesia, pada 1957, Lembaga Kebudayaan Indonesia (LKI) sepakat untuk mengelola bangunan ini dan mengubah namanya menjadi Museum Jakarta Lama. Pada 1 Agustus 1960, kata “Lama” dihilangkan sehingga menjadi Museum Jakarta.
Dua tahun kemudian, pada 16 September, LKI menyerahkan pengelolaan museum kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Jakarta. Gedung ini kemudian dipindahkan ke gedung Jakarta yang sekarang dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta. Satu tahun sebelum Museum Wayang diresmikan, tepatnya pada acara Pekan Wayang II Wali Kota Jakarta, Ali Sadikin terkesan dengan kekayaan inventarisasi dan kebudayaan wayang.
Kekaguman ini mendorong pendirian Museum Wayang yang kemudian diresmikan pada 13 Agustus 1975. Meskipun beberapa bagian gereja lama dan baru telah direnovasi, masih terlihat dalam bangunan ini. Museum Wayang memiliki koleksi yang beragam, menampilkan berbagai jenis dan bentuk wayang dari seluruh Indonesia, baik yang terbuat dari kayu, kulit, maupun bahan lainnya.
Tidak hanya itu, museum ini memamerkan wayang dari negara-negara lain, seperti Republik Rakyat Tiongkok dan Kamboja. Hingga saat ini, Museum Wayang telah mengoleksi lebih dari 4.000 wayang, termasuk wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang janur, topeng, boneka, wayang beber, dan gamelan.
Mayoritas boneka yang dikoleksi berasal dari Eropa, meskipun ada juga yang berasal dari negara non-Eropa seperti Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India, dan Kolombia.
Operasional dan tiket
Museum Wayang buka setiap Selasa-Minggu pukul 09.00-15.00 WIB, sedangkan hari Senin dan hari libur nasional tutup. Tiket Museum Wayang hanya dapat dibeli secara langsung di lokasi. Pembayaran yang tersedia kini hanya nontunai menggunakan kartu Jakcard. Jika belum memiliki kartu ini, pengunjung dapat membeli Jakcard di museum.
Individu: dewasa Rp5.000 per orang, mahasiswa Rp3.000 per orang, anak-anak/pelajar Rp2.000 per orang. Rombongan: dewasa Rp3.750 per orang, mahasiswa Rp2.250 per orang, anak-anak/pelajar Rp1.500 per orang. Ayo berkunjung ke Museum Wayang.***