BANDUNGMU.COM, Bandung — Berkunjung ke Subang, Jawa Barat, dan menyaksikan pertunjukan kesenian sisingaan merupakan pengalaman yang istimewa. Kita akan merasakan suasani semangat dan seni yang sangat luar biasa.
Kesenian tradisional ini masih lestari hingga saat ini dan menjadi bagian penting dari warisan budaya daerah tersebut. Menurut situs resmi Pemerintah Kabupaten Subang (subang.go.id), sisingaan adalah bentuk kreativitas budaya masyarakat Subang yang masih banyak digemari hingga kini.
Asal Usul Sisingaan
Abah Salim, seorang perajin patung singa, menjelaskan bahwa kesenian sisingaan di Subang berawal dari ritual khitanan anak laki-laki. Dalam tradisi ini, calon pengantin sunat diarak keliling kampung menggunakan kursi hias yang disebut “jampana”. Jampana diusung oleh empat orang dewasa, diiringi musik tradisional seperti dog-dog, kendang, kempul, dan kecrek dengan pola tabuh penca silat serta improvisasi spontan.
Evolusi Sisingaan
Seiring waktu, jampana berevolusi menjadi patung singa bongsang. Patung ini terbuat dari rangka bambu yang dibungkus karung goni, dengan kepala dan kaki dari kayu randu, rambut dari tali rafia, dan mata dari tutup botol minuman. Pada tahun 1982, diadakan saresehan kesenian sisingaan yang menghasilkan keputusan untuk menyeragamkan struktur pertunjukan sisingaan di Kabupaten Subang. Keputusan ini tertuang dalam buku “Sisingaan Subang” karya H Armin Asdi.
Makna Simbolis
Sisingaan melambangkan perjuangan masyarakat Subang melawan penindasan pada masa penjajahan Inggris. Patung singa mewakili penguasa asing, anak yang menungganginya melambangkan generasi penerus bangsa, payung sebagai simbol pelindung, dan pengusung jampana melambangkan masyarakat pribumi yang tertindas.
Sisingaan Masa Kini
Saat ini, fungsi sisingaan telah berkembang. Tidak hanya sebagai hiburan dalam acara khitanan, tetapi juga dipentaskan dalam berbagai acara khusus. Sisingaan telah menjadi simbol, ciri khas, dan ikon Kabupaten Subang yang dikenal luas. Kesenian sisingaan merupakan warisan budaya yang patut dilestarikan, menggambarkan kreativitas dan semangat juang masyarakat Subang dari masa ke masa.