UMBandung
Sosbud

Sejarah Moci Jepang di Indonesia, Kudapan Kenyal Khas Sukabumi

×

Sejarah Moci Jepang di Indonesia, Kudapan Kenyal Khas Sukabumi

Sebarkan artikel ini
Sejarah moci pertama kali masuk di Indonesia bermula ketika Jepang melakukan penjajahan di Indonesia, khususnya di Sukabumi. (Pixabay/Khemanun Rugyooprasert).

BANDUNGMU.COM — Siapa tidak mengenal makanan kenyal yang satu ini, dengan taburan tepung putih serta dibalut kacang, maupun aneka buah di dalamnya, membuatnya ini digemari oleh seluruh kalangan.

Ya, moci. Di Jepang, kudapan ini berasal dari kata kerja motsu yang berarti “menahan”. Dalam kepercayaan rakyat, moci merupakan makanan yang diberikan oleh dewa.

Menurut Jonjon Johana, salah satu dosen Sastra Jepang Universitas Padjajaran, sejarah moci pertama kali masuk di Indonesia bermula ketika Jepang melakukan penjajahan di Indonesia.

“Ketika itu kedatangan tentara Jepang yang melakukan penjajahan di Indonesia. Ketika itu Sukabumi menjadi pertahanan militer, lalu ada orang Sukabumi yang bekerja di barak tentara Jepang lalu meniru resepnya; dan akhirnya moci di Sukabumi berkembang hingga saat ini,” ujar Jonjon.

Baca Juga:  Mengenal Sekolah Dewi Sartika, Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia

Di Jepang, sudah menjadi tradisi dalam memakan moci dalam rangka merayakan acara tahun baru. Acara tersebut bernama Mochitsuki yang berarti membuat moci.

Pembuatan moci tradisional dibuat dengan minimal dua orang. Dengan bantuan palu kayu, moci terus dipukul dan di bolak-balik adonannya sampai lembut. Setelah lengket, adonan dipotong menjadi bulatan kecil, kemudian dibentuk menjadi bulat atau oval.

Moci di Jepang biasanya dimasak dengan cara dibakar, direbus, maupun dipanggang. Dengan bentuk dan isian yang beraneka ragam, membuat moci semakin cantik dan menggugah selera.

Baca Juga:  Hotel Savoy Homann Yang Melegenda

Di Sukabumi, moci banyak dijajakan oleh pengasong di titik persimpangan jalan. Sukabumi juga terkenal sebagai pusat oleh-oleh moci.

Moci tradisional Sukabumi masih mempertahankan bentuk kemasan menggunakan pembungkus bambu. Satu paket moci Sukabumi terdiri dari lima keranjang persegi empat, masing-masing berisi 10 buah.

Moci kini berakulturasi dengan budaya Indonesia dan inovasi pembuat mochi semakin berkembang tidak hanya rasa original berisi kacang saja.

“Dengan berkembangnya inovasi moci di masyarakat dan pengaruh akulturasi budaya, moci kini tidak hanya memiliki rasa kacang saja. Sudah merambah berbagai varian rasa dan olahan. Seperti moci es krim dan roti moci serta varian rasa yang mulai menyentuh berbagai rasa,” lanjut Jonjon.

Baca Juga:  Sejarah Kopi Luwak dan Hukumnya Menurut Pandangan Islam

Makanan moci bisa bertahan 3 hari dalam suhu ruangan; dan untuk menjadikan moci lebih awet sebaiknya disimpan di lemari pendingin.

Enaknya, dengan perkembangan teknologi kini kita tidak perlu jauh-jauh membeli moci ke Sukabumi atau Jepang. Kini tersedia pembelian di toko online.

Kini moci hadir dalam berbagai varian rasa dan macam olahan, sehingga akan lebih nikmat jika dimakan bersama secangkir teh hangat.

Penulis: Muhammad Qeis, Sumber: Ayobandung.com

PMB UM Bandung