UMBandung
Sosbud

Wajit Cililin, Camilan Khas Bandung Favorit Menak Sejak Abad ke-15

×

Wajit Cililin, Camilan Khas Bandung Favorit Menak Sejak Abad ke-15

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi wajit Cililin. (Lutfi Dananjaya/Travelingyuk.com)

BANDUNGMU.COM — Wajit sudah sejak lama menjadi kudapan khas masyarakat Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penganan yang terbuat dari beras ketan dengan campuran gula aren dan parutan kelapa ini selalu jadi buruan para pendatang saat berkunjung ke daerah tersebut.

Perpaduan rasanya yang manis, legit, serta gurih, membuat wajit cacilin selalu jadi menu andalan masyarakat sebagai pelengkap saat tengah bersantai di pagi atau sore hari.

Samsul Maarif, salah seorang pembuat wajit di Kecamatan Cililin mengatakan jika makanan yang ditutup dengan daun jagung kering tersebut memiliki tekstur yang unik saat dimakan.

“Wajit Cililin itu, wajit yang di dalamnya basah tapi di luarnya kering,” terang Samsul yang juga generasi ke VI pembuat wajit H. Romlah, melansir kanal Youtube Cil TV.

Dibuat dengan Cara Tradisional

Para pembuat wajit di Cililin sampai sekarang masih mempertahankan cara pembuatan secara tradisional dengan tidak menggunakan mesin modern.

Baca Juga:  Ingin Foto Kualitas Jempolan Saat Liburan ke Braga? Jangan Lupa Pakai Jasa Braga Street Photo

Disebutkan Samsul, mula-mula wajit dibuat dengan mencampurkan beras ketan yang sudah masak dengan larutan gula aren dan parutan kelapa. Bahan tersebut kemudian diaduk hingga adonan wajit mengental.

“Jadi waktu dulu itu ada dua orang di Cililin, namanya ibu Juwita dan ibu Uti mereka itu bingung karena di sini hasil buminya bagus, salah satunya beras ketan. Akhirnya mereka berdua mencoba membuat penganan dari ketan, terus dicampurkan gula dan parutan kelapa akhirnya jadi makanan dengan cita rasa demikian seperti wajit di masa sekarang,” kata Samsul.

Cocok Dinikmati dengan Kopi dan Teh Pahit

Menurut Samsul, wajit Cililin begitu nikmat jika disandingkan dengan secangkir teh maupun kopi pahit. Cita rasa manisnya akan menciptakan sensasi yang lezat saat dimakan.

Bahkan menurutnya kebiasaan tersebut sudah bertahan selama ratusan tahun sejak zaman penjajahan. Saat itu wajit hanya bisa dimakan oleh kalangan menak maupun bangsawan Sunda di masa lalu.

Baca Juga:  Fatmawati Jahit Bendera Merah Putih Sambil Bersenandung "Nasyiahku Sayang"

“Ternyata nenek saya juga dulu bilang begini, kalau mau jadi seperti Menak Sunda (Bangsawan), salah satunya kalau pagi atau sore ngopi wajit sama teh pahit. Menak Sunda dulu seperti itu” ujarnya.

Sudah Ada Sejak Abad ke-15

Sementara itu, pakar Gastronomi (tata boga) Sunda, Dr. Riadi Darwis mengatakan jika wajit sebenarnya sudah ada di tatar Sunda sejak abad ke-15 Masehi.

Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya karakter makanan yang merujuk ke arah wajit, di dalam naskah-naskah rujukan Sunda kuno.

“Kalau berbicara soal wajit, kita bisa merujuk ke beberapa naskah salah satunya Sanghyang Siksakandang Karesian yang juga sebagai ensiklopedia kultur orang Sunda. Di sana disebutkan ada beberapa jenis kelompok makanan, seperti makanan-makanan manis disebutnya amis-amis. Dan wajit merupakan salah satu makanan yang dibuat masyarakat Sunda kurang lebih abad ke-15 masehi” kata Riadi Darwis yang juga penulis buku Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik.

Baca Juga:  Pertunjukan Wayang Golek di Kawasan Bandung Kembali Menggeliat

Tak Boleh Sembarangan Dimakan

Selain itu, terdapat keunikan lain dari penganan wajit. Dalam sejarahnya turut disebutkan jika makanan tersebut sempat dilarang dimakan oleh kalangan masyarakat luas karena dianggap sebagai penganan yang istimewa.

Hal itu didasarkan pada keadaan di masa kolonial, di mana beras ketan merupakan salah satu komoditas yang dianggap mahal dan merupakan bahan untuk kebutuhan impor bersama beberapa jenis rempah.

“Kalau ada menak-menak yang datang ke sini, biasanya akan disuguhkan wajit yang masih muda. Wajit muda itu wajit yang masih di dalam wajan, dan panas. Dan mereka sukanya yang masih begitu, dengan ditemani air kelapa” ujar Juhaenah, pembuat Wajit Cililin sejak tahun 1980-an.***(Merdeka.com)

PMB Uhamka