PMB Uhamka
Sosbud

Wilayah Palestina Sebelum Masa Kolonial dan Pendirian Negara

×

Wilayah Palestina Sebelum Masa Kolonial dan Pendirian Negara

Sebarkan artikel ini
Masjid suci Al-Aqsa yang berada di wilayah Palestina yang saat ini sedang terlibat konflik dengan Israel (Foto: Unsplash).

BANDUNGMU.COM — Palestina adalah negara yang berada di Asia Barat, antara Laut Tengah dan Sungai Yordan. Status politik negara ini masih diperdebatkan.

Sebagian besar negara di dunia termasuk anggota Organisasi Kerja Sama Islam, Liga Arab, Gerakan Non-Blok, Perhimpunan Bangsa-Bangsa, Asia Tenggara, dan beberapa negara-negara bekas Uni Soviet telah mengakui keberadaan Palestina sebagai sebuah negara berdaulat.

Mengutip Wikipedia, berikut adalah wilayah Palestina sebelum masa kolonial dan pendirian negara:

MASA KLASIK

Sekitar 2500 tahun SM Palestina merupakan nama untuk wilayah barat daya negeri Syam, yakni wilayah yang terletak di bagian barat Asia dan bagian pantai timur Laut Tengah.

Nama klasik wilayah Palestina adalah Kan’an karena dalam sejarah tercatat bangsa yang pertama kali bermukim di Palestina adalah bangsa Kan’an yang datang dari Jazirah Arab.

Bangsa Kan’an membangun kurang lebih 200 kota dan desa di Palestina, seperti Pisan, Alqalan, Aka, Haifa, Bi’ru Al Shaba (Bersyeba), dan Betlehem.

Kota besar Kan’an saat itu adalah Shekeem dan diikuti wilayah yang masih bisa ditemui sekarang adalah Asdod, Acco, Gaza, Al-Majdal, Jagga, Askelan, Ariha, Jericho, dan Bisan.

Kedatangan Nabi di Palestina

Sekitar 1900 SM, kedatangan nabi di Palestina diawali kedatangan Nabi Ibrahim AS yang pada saat itu kekuasaan Palestina (Al-Quds) dipegang oleh Malki Shadiq.

Kemudian Nabi Ya’qub AS yang mempunyai anak sebanyak dua belas orang. Keturunan Nabi Ya’qub AS kemudian dinamakan sebagai Bani Israel (Israel adalah julukan bagi Nabi Ya’qub AS). Kekejaman Fir’aun ketika itu memaksa Bani Israil keluar dari Palestina dan mendiami wilayah Mesir.

Nabi Musa AS di Palestina

Pada abad ke 13 SM, Nabi Musa AS datang untuk menyelamatkan Bani Israel dari kekejaman Fir’aun. Namun, Nabi Musa AS berpulang sebelum membawa kembali Bani Israel ke wilayah Palestina.

Baca Juga:  Euforia Timnas Indonesia dan Pilunya Palestina

Nabi Yusya bin Nun AS memimpin Bani Israel

Pada 1190 SM, sepeninggalan Nabi Musa AS, Bani Israil dipimpin oleh Nabi Yusya bin Nun AS yang kemudian membawa Bani Israil menguasai daerah bagian timur Palestina.

Nabi Daud AS memerintah Palestina

Pada (963-923 SM), tercatat Nabi Daud AS juga pernah memerintah di wilayah Palestina setelah menghancurkan Raja Thalut.

Kepemimpinan Nabi Daud AS kemudian dilanjutkan oleh Nabi Sulaiman AS. Saat kepemimpinan Sulaiman AS, Palestina berada pada kondisi tertinggi dalam segala aspek kehidupan. Namun, setelah Nabi Sulaiman AS wafat, kondisi negara terpecah menjadi dua.

Muncul dua negara yang saling bermusuhan, yaitu Kerajaan Israel dan Kerajaan Yahuda. Kerajaan Israel tidak bertahan lama dibandingkan dengan kerajaan Yahuda yang terus berlanjut sampai 586 SM dengan ibu kota Al-Quds.

Asal kata Palestina

Sekitar 800 SM, asal kata Palestina disebutkan berasal dari kata philsta dalam catatan Asiria selama masa Raja Assyiria (Addizari III).

Keruntuhan Kerajaan Yahuda

Pada 586 SM, Kerajaan Yahuda runtuh setelah dikalahkan oleh orang-orang Babilonia di bawah kepemimpinan Nebukadnezar.

Palestina setelah itu dikuasai oleh kerajaan Persia (539-332 SM) yang dipimpin oleh Darius.

Darius membagi wilayah atau negara bagian Persia menjadi dua belas wilayah dan menjadikan Palestina sebagai wilayah kelima dengan nama Aramen (Abr Nahra) yang berarti seberang sungai.

Kerajaan Romawi menguasai Palestina

Sejarah kemudian menyatakan Kerajaan Romawi menguasai Palestina setelah mengalahkan kekuasaan Helenisme Yunani di bawah kepemimpinan Paranormal Agung (332-63 SM).

Baca Juga:  Gandeng Dua Kampus Luar Negeri, Prodi PAI UM Bandung Sukses Gelar Seminar Internasional

Bangsa Romawi (Bizantium) menguasai Palestina pada 63 SM dalam bentuk otonomi kekuasaan dan barulah pada 6 M pemerintahan diambil alih langsung oleh Romawi.

Palestina disebutkan sebagai tanah Kan’an

Pertengahan abad ke-5, Palestina dalam sejarah kuno disebutkan sebagai tanah Kan’an dalam laporan pemimpin tentara King Mary.

Nama itu tertulis di tugu Adrimi, seorang Raja Alkha (Tal Al A’tashenah).

Peninggalan purbakala

Pada 500-14.000 SM, terdapat peninggalan purbakala yang mengindikasikan manusia sudah mendiami Palestina sejak zaman batu. Hal ini diketahui saat bangsa Kan’an datang dari Jazirah Arab.

Sisa peninggalan purbakala tersebut berupa tulang belulang manusia yang ditemukan di dalam gua-gua di Palestina seperti Gua Al-Amira, Irc Al-Ahmar, Al-Wad, Kubarah, dan di Pegunungan Gurun Negev.

Abad Pertengahan

Pada 636 M, ekspansi Islam ke wilayah Palestina terjadi pada saat kekhalifahan Umar bin Khattab RA.

Perebutan wilayah Palestina ditandai dengan Perang Ajnadid yang serupa dengan Perang Yarmuk yang memakan banyak korban dari tentara muslim dan Romawi.

dan dalam jangka waktu yang lama, namun pasukan muslim di bawah panglima perang Abu Ubaidah dan Khalid bin Walid memenangkan peperangan tersebut dan pasukan Romawi menarik diri ke kota Yerusalem.

MASA KOLONIAL

Kolonial Inggris dan Imigrasi Yahudi Eropa

Setelah jatuhnya Kekhalifahan Utsmaniyah, Palestina menjadi jajahan Inggris. Inggris menduduki selatan Palestina dan bagian tengahnya pada Desember 1917.

Pada 2 November 1917, Deklarasi Balfour terjadi dengan menandatangani perjanjian penyerahan Palestina kepada Zionis. Padahal, saat itu Palestina belum menjadi jajahan Inggris.

Saat perjanjian Balfour dilaksanakan, tercatat sebesar 56.000 Yahudi menatap di Palestina, yang termasuk 8 persen dari penduduk Palestina.

Baca Juga:  Kutuk Agresi Militer Penjajah Israel, Ratusan Kampus Muhammadiyah Serentak Gelar Aksi Bela Palestina

Kemudian pada September 1918, Inggris menjajah Palestina bagian utara.

Pada 1939-1945, eksodus Yahudi ke Palestina tidak bisa dilepaskan dari tragedi Holokaus yang didengungkan Eropa. Holokaus muncul karena perbuatan Nazi pada Perang Dunia II.

Konflik dengan Israel

Pada 1946, Transyordania memperoleh kemerdekaan dari Mandat Britania atas Palestina. Pada 14 Mei 1948, Yahudi mendeklarasikan negara Israel.

Pada 1948, terjadi Perang Arab-Israel. Selama perang, Israel memperoleh wilayah tambahan karena menang perang.

Mesir memperoleh kendali atas Jalur Gaza dan Transyordania mendapatkan kontrol atas Tepi Barat.

Pada 1959, Mesir awalnya mendukung terciptanya pemerintahan seluruh Palestina, tetapi dibubarkan.

Pada 1964, ketika Tepi Barat dikontrol Yordania, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) didirikan di sana dengan tujuan untuk menghadapi Israel.

Pada 1967, Perang Enam Hari ketika Mesir, Yordania, dan Suriah berperang melawan orang Israel, berakhir dengan ekspansi teritorial signifikan oleh Israel karena Israel menang atas Perang Enam Hari.

Pada 22 November 1974, KTT Liga Arab 1974 menunjuk PLO sebagai wakil sah tunggal rakyat Palestina dan menegaskan kembali hak mereka untuk mendirikan negara merdeka yang mendesak.

PLO telah memiliki status pengamat di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai “entitas non-negara”

Pada 15 November 1988, Deklarasi Kemerdekaan Palestina dinyatakan di Aljir oleh Dewan Nasional (PNC) Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).

Pada 1993, dalam Perjanjian Oslo, Israel mengakui tim negosiasi PLO sebagai “mewakili rakyat Palestina”.

Namun, dengan imbalan PLO mengakui hak Israel untuk eksis dalam damai, penerimaan resolusi Dewan Keamanan PBB 242 dan 338, dan penolakannya terhadap “kekerasan dan terorisme”.***

PMB Uhamka