UMBandung
Sosbud

Savoy Homann, Hotel Pertama di Bandung

×

Savoy Homann, Hotel Pertama di Bandung

Sebarkan artikel ini
Savoy Homann sebelum dibangun megah tahun 1938, namanya masih Hotel Homann. (Ayobandung.com/istimewa).

BANDUNGMU.COM – Hotel berbintang di Kota Bandung ini, selain menempati bangunan yang dikategorikan sebagai cagar budaya, juga merupakan saksi bisu perjalanan sejarah dunia. Sejak dahulu hingga kini, Savoy Homann menjadi persinggahan tokoh-tokoh penting dunia. Hal ini juga dicatat oleh Kuncen Bandung, Haryoto Kunto. Sebuah buku setebal 10 cm bersampul hitam menjadi buktinya.

Menurut sejarah, buku itu berisi kumpulan nama, tanda tangan, serta komentar tokoh-tokoh besar pernah singgah hotel ini. Sekarang, buku tersebut dipajang dalam kotak kaca dan diletakkan di lobi Savoy Homann. Buku yang bernama “Golden Book Savoy Homann” ini juga menceritakan bahwa hotel yang dulu dikenal dengan nama Hotel Savoy adalah hotel tempat berkumpulnya para tokoh dunia.

Sejak 1950-an, telah banyak tokoh dunia yang menginap di sini, antara lain Presiden Soekarno, Raja Chulalongkorn, dan Pangeran Prajadhipok Poramintharamaha (dari Thailand), juga Charlie Chaplin.

Lima puluh tujuh tahun lalu, tepatnya 18-24 April 1955, Bandung menjadi tuan rumah Konperensi Asia Afrika (KAA), dan Savoy Homann menjadi tempat menginap para kepala negara. Saat itu, kamar nomor 144 ditempati oleh Jawaharlal Nehru dari India, kamar 244 diisi Presiden Soekarno, dan kamar 344 dihuni PM RRC Zhou Enlai.

Pada masa itu Savoy Homann telah dipimpin seorang pribumi, R.H.M. Saddak. Hingga saat ini, ketiga kamar tersebut menjadi kamar yang sering ditempati tokoh dalam dan luar negeri yang datang ke Bandung.

Baca Juga:  Mengulik Sejarah Stasiun Kiaracondong Bandung

Tak hanya sebagai tempat beristirahat, Savoy Homann juga menjadi saksi bisu peristiwa-peristiwa unik yang berlangsung selama KAA, salah satunya adalah momen terjadinya keributan antara wartawan Prancis dan delegasi negara Aljazair, Maroko, dan Tunisia.

Pertengkaran terjadi pada sore hari, saat rehat, usai konperensi. Di ruang serba guna hotel, salah satu delegasi dari ketiga negara jajahan tersebut menantang wartawan Prancis, yang negaranya dianggap menjajah negara mereka. Keributan ini konon sempat menaikkan nama ketiga negara tersebut di mata dunia.

Sebelum berdiri megah seperti sekarang, hotel pertama yang berdiri di kota Bandung ini hanya sebuah pondok bambu. Pemiliknya adalah Mr. Adolf Homann, seorang berkebangsaan Jerman. Baru pada 1880, penginapan ini direnovasi menjadi bangunan bertembok. Pada 1937, bangunan hotel ini kembali direnovasi dengan mengusung gaya arsitektur art deco. Setelah renovasi rampung pada 1939, hotel ini dinamakan “Savoy” dan dikelola oleh Mr. F.J.A Van Es.

Baca Juga:  Lika-Liku Sejarah Bandara Husein Sastranegara, Saksi Bisu Kejayaan Industri Dirgantara Indonesia

Pada masa pendudukan Jepang, Savoy Homann menjadi markas Palang Merah, sebelum kepemilikannya kembali kepada Mr. F.J.A Van Es. Tak lama kemudian Mr. F.J.A Van Es wafat, pengelolaan Savoy Homann beralih pada istrinya yang kemudian menjual 60 persen kepemilikan sahamnya kepada R.H.M. Saddak. Kepemilikan Savoy Homann terus berganti-ganti di kalangan pribumi, hingga pada tahun 2000 Savoy Homann dikelola oleh Bidakara Group, yang kemudian merenovasi hotel ini tanpa menghilangkan bentuk aslinya.

Penulis: Putri Khaira Ansuri, Sumber: Pikiran-rakyat.com

PMB UM Bandung