UMBandung
Sosbud

Peninggalan Ritus, Pengetahuan dan Teknologi Tradisional di Kota Bandung

×

Peninggalan Ritus, Pengetahuan dan Teknologi Tradisional di Kota Bandung

Sebarkan artikel ini

BANDUNGMU.COM – Kota Bandung emang bikin pengunjung suka betah. Tak hanya alamnya, yang bikin betah pengunjung, dari aspek kebudayaannya juga. Ada banyak peninggalan ritus, pengetahuan, dan teknologi tradisional di Kota Bandung peninggalan etnis Sunda yang terpengaruhi ajaran Islam.

Ritus

Di Kota Bandung kegiatan ritus ini pada dasarnya didasari oleh sistem kepercayaan masyarakat Sunda Kuno. Dikalangan masyarakat Kota Bandung masih terdapat ritus-ritus yang masih dilaksanakan.

Ritus-ritus tersebut diantaranya adalah upacara usia kandungan empat bulan, upacara usia kandungan tujuh bulan/tingkeban, upacara usia kandungan sembilan bulan, upacara reuneuh mundingeun, upacara memelihara tembuni (placenta), upacara neunjrag bumi, upacara puput puseur, upacara ekah, upacara nurunkeun, upacara cukuran/marhabaan, upacara turun taneuh, upacara gusaran, upacara sepitan/sunatan, neundeun omong, ngalamar, seserahan, ngeuyeuk seureuh, upacara adat akad nikah, munjungan/sungkeman, upacara sawer (nyawer), upacara nincak endog, upacara buka pintu,upacara huap lingkung, upacara adat kematian, syukuran lembur, ngaruat cai seke, dan ritus lainnya.

Baca Juga:  Seni, Bahasa, Permainan Rakyat, Olahraga Tradisional dan Cagar Budaya di Kota Bandung

Pengetahuan Tradisional

Sementara itu, pengetahuan tradisional yang masih ada dan berkembang di Kota Bandung meliputi kerajinan, busana/pakaian tradisional, metode pengetahuan/ pengobatan tradisional, makanan tradisional, minuman tradisional, dan kain tradisional. Pengetahuan tradisional tersebut diantaranya adalah Calana Pangsi, Iket,Kabaya Sunda, Pakaian Adat Pengantin Sunda, Bajigur, Bandrek, Peuyeum Ketan, Combro, Ali Agrem, Obat Pilek Pada Anak, Obat Sakit Perut, Obat Bintik-bintik hitam pada wajah (kokoloteun), Obat Typus, dan lain sebagainya.

Sistem pengetahuan masyarakat Sunda di Kota Bandung, ditandai pula dengan penanggalan Sunda atau kalender Sunda, yaitu sistem penanggalan yang digunakan oleh masyarakat tradisional Sunda.

Baca Juga:  Motor Misterius Ini 6 Tahun Parkir di Tepi Jalan Klaten

Kalender Sunda memiliki jumlah bulan, minggu, dan hari yang sama dengan kalender Masehi, yang membedakannya ialah penamaan nama bulan, minggu, dan harinya. Sistem penanggalannya terdiri dari tiga system, yaitu berdasarkan perhitungan terhadap peredaran bulan atau disebut Kala Candra Caka Sunda, sistem perhitungan terhadap peredaran matahari atau Kala Surya Saka Sunda, dan Kala Cakra Caka Sunda.

Masyarakat Sunda memaknai kalender (penanggalan) secara filosofis sebagai siklus perjalanan hidup. Makna “KALENDER”, yaitu Sakakala, Cakakala, Pranatamangsa, tangara waktu, penanggalan (wayah, wanci, waktu).

Baca Juga:  Mengenal Lebih Dekat Bisnis Kerupuk Dorokdok di Kampung Cihamerang

Teknologi Tradisional

Teknologi tradisional Kota Bandung pada bagian ini lebih difokuskan pada teknologi pertanian; seperti pacul (cangkul), kampak, baliung, patik, garu, wuluku, garok atau sarongsong, caplak, aseuk, kukuyaan/ gasrok, alandakan, ored parupug, kadukul, gancu, bedog Pasren, congkrang, bedog sorena, etem /ani-ani, arit/sabit, peso raut, tali, alat geprok, bedog betekok, rengkong, sundung, lisung, halu, nyiru, said, padaringan, dan ginitiran.

PMB UM Bandung